digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Konsumsi masyarakat terhadap ayam broiler yang meningkat dari waktu ke waktu, membuat peternakan ayam broiler menjadi sektor usaha yang strategis. Namun pertumbuhan bisnis tersebut belum diimbangi dengan upaya meningkatkan daya saing (internal dan eksternal), serta strategi pemasaran yang baik. Supermarket merupakan salah satu pasar modern yang menjual daging ayam broiler dengan kriteria penerimaan yang belum diketahui oleh peternak. Untuk mengkaji kekuatan daya saing ternak ayam broiler dalam memenuhi kriteria penerimaan supermarket, diperlukan data dari tingkat peternak, pemasaran (supermarket), dan pemerintah. Metode yang digunakan surveykuantitatif dengan pengambilan data melalui wawancara, kuesioner dan observasi. Sampel pada tingkat peternak, dipilih secara purposive, tiga perusahaan ternak yang memiliki pola usaha berbeda yaitu peternakan mandiri close house, makloon, dan inti-plasma. Data yang didapatkan meliputi tingkat efektivitas (%), efisiensi (Indeks Performa), posisi daya saing dalam model Porter dan tingkat kelayakan usaha (NPV, IRR, PI, PP), sosial dan lingkungan, serta tingkat ketercapaian kriteria penerimaan produk ayam broiler di supermarket menggunakan analisis gap (%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil kumulatif dari perusahaan ternak mandiri, makloon, dan inti plasma, adalah efektif (>90%) dan efisien (>300), serta berstatus layak secara sosial (71,4%), dan cukup layak secara lingkungan (57,8%) pada kapasitas 25.000-500.000 ekor. Posisi daya saing terkuat dari ketiga pola usaha terletak pada kekuatan daya tawar pemasok dengan masing-masing nilai 4,40; 4,67; dan 4,50, serta posisi kekuatan terlemah berada pada ancaman pendatang baru dengan nilai 2,33; 2,67; dan 3,30. Dari sisi ancaman barang subtitusi, posisi ketiga pola usaha tergolong kuat, karena didukung dengan pola konsumsi ayam broiler sebesar 56% lebih tinggi dibandingkan dengan daging lain. Diperoleh kriteria penerimaan supermarket yang meliputi kriteria biofisik, biokimia, kuantitas, kontinuitas, konsistensi, fasilitas, sertifikasi dan ijin, serta komitmen kerjasama. Tingkat efektivitas, efisiensi, kelayakan usaha secara ekonomi, sosial dan lingkungan, serta tingkat ketercapaian kriteria penerimaan supermarket, daya saing usaha ternak ayam broiler di Jawa Barat termasuk kedalam kategori kuat sehingga mampu untuk dipasarkan di supermarket. Hal ini terbukti melalui permintaan supermarket yang 100% dipenuhi produk ayam broiler lokal di Jawa Barat. Namun tingginya daya saing tersebut lebih banyak didukung oleh peternakan pola makloon. Perlu dukungan kuat bagi pola usaha mandiri yang sangat berpotensi untuk menghasilkan ayam broiler yang berkualitas.