digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Peran transportasi dalam pembangunan berkelanjutan adalah isu penting dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau lebih dikenal dengan Sustainable Developent Goals (SDGs) karena bertanggung jawab atas emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang berhubungan dengan sektor energi di seluruh dunia. Transportasi dianggap sebagai faktor utama dari konsumsi energi dunia yang sedang tumbuh. Transportasi dan mobilitas adalah salah satu faktor utama dalam pembangunan berkelanjutan dan hal ini menegaskan peran penting pemerintah dalam merencanakan tujuan untuk kota yang berkelanjutan. Jaringan jalan tol di Indonesia telah direncanakan sejak awal 1980, beberapa diantaranya adalah jaringan jalan tol Trans Jawa dan non-Trans Jawa. Sistem jalan tol mengakomodasi mobilisasi manusia serta arus barang dan jasa di Pulau Jawa. Seiring dengan pertumbuhan wilayah regional, jaringan jalan menjadi lebih padat dan sebagai konsekuensinya, peningkatan mobilitas di Pulau Jawa menyebabkan peningkatan lalu lintas baik di jalan tol maupun non-tol yang berdampak pada konsumsi energi dan emisi. Pemerintah Indonesia telah berulang kali melakukan evaluasi dan mengembangkan jaringan jalan tol untuk mengatasi masalah kemacetan lalu lintas yang dapat menyebabkan masalah distribusi barang dan jasa serta mengurangi konsumsi energi dan emisi gas. Di satu sisi, Pemerintah Indonesia bermaksud mengurangi kemacetan di jalan tol yang disebabkan oleh kepadatan berlebih di gerbang tol dengan penerapan Multi Lane Free Flow (MLFF). Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah Indonesia berencana untuk melakukan fase transisi yang menerapkan pembayaran tol tanpa uang sebelum menerapkan MLFF. Di beberapa rute, pembayaran tol tanpa uang telah diterapkan dan ada peningkatan yang signifikan dalam penggunaan pembayaran elektronik dari kondisi sebelumnya ke sistem yang ada. Di sisi lain, dalam memantau operasi jalan tol, Badan Pengatur Jalan Tol memiliki instrumen untuk menilai tingkat layanan operator jalan tol, yaitu standar pelayanan minimum. Ada banyak parameter, beberapa di antaranya adalah waktu perjalanan, waktu servis, panjang antrean. Penelitian ini bertujuan untuk menilai parameter terkait dengan tingkat pelayanan minimum jalan tol. Dengan penerapan MLFF, harus ada penyesuaian dalam parameter dalam standar layanan minimum. Dalam penelitian ini, penulis bermaksud menilai efektifitas penerapan MLFF di jalan tol di Indonesia dan memeriksa parameter-parameter dalam standar pelayanan minimum yang ada saat ini.