digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pemilihan material perkerasan jalan yang tepat sesuai dengan karakteristik daerah adalah hal penting dalam pencapaian konsistensi kualitas perkerasan jalan sesuai dengan umur layan yang direncanakan. Ketersediaan aspal pen 80/100 yang tergolong aspal dengan nilai penetrasi tinggi di negeri ini sangat terbatas. Salah satu solusi yang berkembang untuk mengatasi keterbatasan ini adalah meningkatkan sifat reologi dari bitumen dengan menambahkan bitumen yang lebih keras seperti Asbuton. Asbuton memiliki karakteristik yang sangat bervariasi sehingga untuk memperoleh campuran material perkerasan dengan kinerja yang optimum, diperlukan adanya jaminan kualitas campuran aspal pen 80/100 dan Asbuton Murni. Waktu pembebanan (Time Sweep) merupakan salah satu variabel utama yang sangat mempengaruhi kinerja material aspal yang berkaitan dengan ketahanan terhadap pembebanan. Untuk dapat memperoleh gambaran dari pengaruh variasi waktu pembebanan terhadap sifat reologi visco-elastic aspal pen 80/100 dan Asbuton murni maka dilakukan pengujian sifat reologi dasar dengan variasi kadar Asbuton murni: 0%, 2%, 6%, 10%, 20%, 30%, 50%, 70%, 90%, dan 100% dan pengujian sifat reologi mekanistik dengan alat Dynamic Shear Rheometer dilakukan dengan variasi kadar Asbuton murni: 0%, 2%, 6%, 10%, dan 20%. Dari penelitian ini diketahui bahwa peningkatan waktu pembebanan menyebabkan penurunan nilai complex shear modulus (G*), peningkatan nilai phase angle, dan peningkatan nilai regangan. Jika hasil ini dikaitkan dengan kecepatan kendaraan dan frekuensi pembebanan yang berbanding terbalik dengan waktu pembebanan, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kecepatan kendaraan dan bertambahnya frekuensi pembebanan kendaraan akan menyebabkan peningkatan nilai G*, penurunan nilai phase angle, dan penurunan nilai regangan pada sampel. Dalam tinjauan modulus kekakuan bitumen diperoleh hubungan waktu pembebanan dan modulus kekakuan bitumen (E*) yaitu berbanding terbalik dimana peningkatan waktu pembebanan menyebabkan penurunan modulus kekakuan bitumen. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan waktu pembebanan pada pengujian aspal pen 80/100 dengan alat DSR akan menurunkan modulus kekakuan bitumen. Dalam kajian kriteria kerusakan Permanent Deformation baik pada kondisi original maupun pada kondisi setelah RTFOT dapat disimpulkan bahwa semakin kecil waktu pembebanan maka semakin kuat bitumen tersebut dalam menahan kerusakan Permanent Deformation. Sedangkan, dalam kajian kriteria kerusakan Fatigue Cracking dapat disimpulkan bahwa seluruh kombinasi waktu pembebanan memenuhi persyaratan jika dilakukan tinjauan ketahanan material terhadap fatigue cracking. Penelitian ini merekomendasikan penggunaan material Aspal Pen 80/100 dengan penambahan Asbuton murni dengan proporsi tertentu tergantung pada kecepatan kendaraan yang dominan digunakan pada suatu lokasi. Untuk lokasi yang sering dibebani dengan kisaran kecepatan yang lebih rendah (60 km/jam) membutuhkan Aspal pen 80/100 dengan penambahan kadar Asbuton Murni yang lebih rendah.