digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

DinoDonuts adalah perusahaan yang bergerak dibidang industry makanan dan minuman yang dimana mengalami pertumbuhan yang sangat cepat dan diikuti penambahan jumlah tenaga kerja yang juga meningkat cepat. Manajemen yang tumbuh selalu diikuti dengan penyakit yang didefinisikan dengan krisis yang harus segera diselesaikan sebelum menjadi masalah yang besar yang dapat merusak organisasinya. DinoDonuts berkompetisi di industry yang membutuhkan kekuatan di kualitas produk dan servisnya. Aktifitas sehari hari butuh standar prosedur yang tegas dan kontrol yang sangat kuat terhadap bagaimana karyawan menyelesaikan tugasnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi di fase apa growing pains yang terjadi di perusahaan. Krisis apakah yang terjadi dan bagaimana untuk memperbaikinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung dan wawancara kepada manajer lapis kedua dan para staf yang mewakili tiap divisi. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah kepala gudang bahan baku, kapten dari admin sales online, staf accounting, admin bagian pembelian, staf logistik, kepala produksi, staf produksi, dan terakhir manajer area toko. Penenlitian ini telah menunjukan gambaran yang jelas tentang masalah masalah yang terjadi di DinoDonuts. Perusahaan ini, tumbuh ke fase “Direction” yang menghasilkan krisis “Autonomy”. Kegiatan operasional sehari hari secara langsung melibatkan manajemen puncak. Sehingga masalah yang terjadi, datang lebih cepat disbanding dengan masalah yang terselesaikan. Ditambah lagi, direktur operasional dan keuangan yang mengerjakan beberapa pekerjaan yang sangat teknis. Kekosongan dari divisi Sumber Daya Manusia diikuti dengan tidak adanya KPI, tidak ada program pelatihan yang sistemik dan sistem rekrutmen yang tidak baik. Telah ditemukan solusi untuk mengatasi masalah masalah yang terjadi akibat dari Growing Pains. Pertama, divisi Sumber Daya Manusia harus dibentuk dan ini menjadi pekerjaan yang paling prioritas. Kedua, merekrut manajer manajer yang professional dan berpengalaman atau melakukan pelatihan kepada karyawan yang ada yang memenuhi kualifikasi, tentu akan membantu manajemen puncak untuk meninggalkan kegiatan operasional sehari hari. Terakhir, melakukan investasi di teknologi informasi agar laporan kegiatan harian dapat dikirim dengan akurat kepada manajemen untuk mendukung pembuatan keputusan, kemudian, investasi di mesin untuk produksi agar dapat menekan biaya produksi.