digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa banyak perubahan dalam setiap aspek kehidupan manusia khususnya masyarakat perkotaan. Dalam konsep perencanaan wilayah dan kota, kemajuan di bidang teknologi komunikasi informasi (ICT) telah menyebabkan istilah kota pintar yang telah muncul beberapa tahun lalu. Salah satu konsep dalam kota pintar yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern saat ini adalah perencanaan kota. Perencanaan kota adalah tugas kompleks yang memerlukan berbagai informasi perkotaan yang multidimensi mulai dari aspek spasial, ekonomi dan sosial (Wang, Song, Hamilton, & Curwell, 2007). Di Indonesia, bentuk partisipasi masyarakat dalam penyelesaian masalah perkotaan dan usulan pembangunan kota disalurkan dalam mekanisme forum perencanaan pembangunan (Musyawarah perencanaan pembangunan - Musrenbang). Forum Musrenbang adalah pertemuan tahunan antara para pemangku kepentingan dari seluruh penyelenggara kota dan masyarakat yang menyusun perencanaan pembangunan bertingkat mulai dari desa / kelurahan, kecamatan, kabupaten / kota, provinsi hingga nasional di Indonesia. Proses ini menerapkan konsep bottom-up mulai dari tingkat desa / kelurahan yang memprioritaskan partisipasi aktif masyarakat dari berbagai kelompok secara langsung dalam mengakomodasi dan memprioritaskan kebutuhan masyarakat dan menetapkan prioritas proposal yang akan diteruskan ke proses berikutnya untuk rencana tahun depan. Ameliorasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan bersama dengan konsep kota pintar telah memunculkan ide-ide baru untuk menciptakan terobosan dalam proses perencanaan partisipatif. Dengan TIK, proses perencanaan partisipatif ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi berbasis web terintegrasi yang disebut e-planning. Aplikasi e-planning adalah salah satu cara yang diharapkan dapat memberikan banyak keuntungan dalam proses perencanaan yang melibatkan semua pemangku kepentingan di suatu daerah. E-planning dapat memfasilitasi keterlibatan publik yang lebih luas dalam proses perencanaan, termasuk peningkatan interaksi antar peserta dan untuk meningkatkan akses publik ke informasi. Hal ini bertujuan untuk membuat proses perencanaan lebih transparan sehingga masyarakat dapat memantau proposal mereka di setiap tahap. Dari sisi administrasi, baik eksekutif maupun legislatif bertujuan untuk membuat proses perencanaan lebih fokus, terstruktur dan pelaksanaan proses perencanaan menjadi lebih efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan e-planning pada efisiensi pembangunan kota, perbandingan pelaksanaan proses perencanaan sebelum dan sesudah penerapan e-planning dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan. Untuk mengidentifikasi tingkat penerimaan pengguna, penelitian akan melakukan model Technology Acceptance Model (TAM) dengan pendekatan kegunaan yang dirasakan, tingkat seseorang percaya bahwa menggunakan sistem akan meningkatkan kinerja kerja dan efisiensi kerja. Metode ini digunakan untuk menganalisis keberhasilan implementasi sistem e-planning di Kota Batam dengan responden adalah pengguna e-planning termasuk staf kelurahan, kecamatan, instansi pemerintah dan masyarakat.