digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 MUHAMMAD ILHAM - Nim: 12514020
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 MUHAMMAD ILHAM - Nim: 12514020
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 MUHAMMAD ILHAM - Nim: 12514020
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 MUHAMMAD ILHAM - Nim: 12514020
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 MUHAMMAD ILHAM - Nim: 12514020
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA MUHAMMAD ILHAM - Nim: 12514020
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Salah satu upaya menjaga kedaulatan Indonesia dari ancaman internal maupun eksternal adalah dengan alat utama sistem senjata (alutsista). Indonesia telah memiliki industri strategis dalam bidang manufaktur alutsista dan baja, yaitu PT. Pindad dan PT. Krakatau Steel. Namun bahan baku pembuatan alutsista yang digunakan oleh PT. Pindad masih impor. PT Krakatau Steel telah mampu membuat armor steel bahan baku alutsista yaitu KSW 500 yang dikembangkan menjadi seri 4K3014AM dan 4K3014BM, namun masih dibutuhkan pengembangan lebih lanjut. Kekerasan dan ketangguhan yang tinggi merupakan sifat mekanis utama yang dibutuhkan oleh armor steel. Dalam penelitian ini pengaruh suhu dan waktu penahanan tempering pada baja 4K3014AM (A) dan 4K3014BM (B) dipelajari, kemudian hasil penelitian akan dibandingkan dengan standar dan kualifikasi armor steel. Perlakuan panas yang dilakukan pada penelitian ini ialah quenching dan tempering dengan variasi suhu tempering 200 oC, 300 oC, dan 400oC serta variasi waktu penahanan tempering 15 menit, 30 menit, dan 45 menit. Proses austenisasi dilakukan pada suhu 825oC selama 20 menit yang dilanjutkan quenching dengan menggunakan media air pada wadah aluminium. Pengujian yang dilakukan meliputi uji kekerasan, uji impak, uji tarik, pengamatan metalografi dan pengamatan morfologi patahan menggunakan SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin meningkatnya suhu dan waktu penahanan tempering, kekerasan, yield strength, serta UTS akan semakin menurun sementara ukuran butiran prior-austeninte akan meningkat meskipun tidak signifikan. Pada penelitian ini, diamati terjadinya tempered martensite embrittlement (TME) pada suhu tempering diatas 300oC dengan waktu penahanan diatas 30 menit yang menyebabkan ketangguhan cenderung menurun seiring dengan meningkatnya suhu tempering, akibatnya perubahan elongasi terhadap variabel penelitian tidak dapat diamati dengan baik. Nilai kekerasan, yield strength, dan UTS diperoleh melalui perlakuan tempering 200oC selama 15 menit yakni berturut-turut sebesar 531,9 HB; 1703,04 MPa; 1875,02 MPa untuk baja A dan sebesar 519,8 HB; 1767,97 MPa; 2021,13 MPa untuk baja B. Nilai ketangguhan tertinggi diperoleh melalui perlakuan tempering 200oC selama 30 menit yakni sebesar 24,48 J untuk baja A dan 22,58 J untuk baja B. Perbandingan hasil percobaan dengan standar dan kualifikasi armor steel MIL-DTL-46100E menunjukkan bahwa baja A dan baja B memenuhi nilai kekerasan minimum, namun ketangguhannya tidak dapat dibandingkan dengan standar karena perbedaan kondisi pengujian.