digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Berdasarkan data pada laporan tahunan PMI Kota Bandung tahun 2013 – 2016, menunjukkan 72,7% mengalami kelebihan stok darah. Persediaan darah yang berlebih dan mengalami kadaluarsa harus dilakukan pemusnahan. Biaya pemusnahan per kantong darah adalah sekitar Rp 40.000/kg yang dikelola oleh jasa pengolahan limbah medis. Itu berarti pada fase overstock setiap bulannya PMI Kota Bandung mengalami waste dan perlu dilakukan pengendalian persediaan. Pengendalian persediaan merupakan aktivitas pengambil keputusan dalam menentukan jumlah persediaan. Penelitian ini menjelaskan bagaimana merancang Sistem Pendukung Keputusan (SPK) untuk menentukan jumlah persediaan darah dan jumlah kegiatan donor darah. Tujuannya adalah menyusun diagram alir SPK, mengidentifikasi kebutuhan SPK, merancang konsep, operasional, dan perangkat SPK, melakukan uji coba dan menganalisis implikasi SPK. Penelitian ini diawali dengan megkaji sistem persediaan di PMI Kota Bandung, menyusun diagram alir SPK, mengidentifikasi kebutuhan SPK, merancang konsep SPK, merancang operasional dan perangkat SPK, melakukan uji coba dan analisis SPK, membuat kesimpulan dan saran. SPK terbagi dalam subsistem manajemen data, subsistem manajemen model, subsistem antarmuka, dan subsistem manajemen pengetahuan. Namun, pada penelitian ini tidak dibutuhkan subsistem manajemen pengetahuan. Metode yang digunakan dalam subsistem manajemen data menggunakan pendekatan SADT (System Analysis and Design Technique). Subsistem manajemen model SPK yang dirancang menggunakan model simulasi Microsoft Excel dengan model Algortima Optimisasi Formula Analitik Pengelolaan Persediaan, subsistem manajemen antarmuka SPK yang digunakan adalah SDLC (System Development Life Cycle) yang diterapkan pada VBA (Visual Basic Application) Microsoft Excel. Hasil uji coba pada aplikasi SPK oleh pengguna, SPK dapat berjalan dengan baik. Namun, terdapat dua kebutuhan yang belum terpenuhi pada kebutuhan non-fungsional, yaitu fleksibilitas dan keamanan.