digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TS PP IRWAN SUDARISMAN 1-COVER.pdf
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

2008 TS PP IRWAN SUDARISMAN 1-BAB 1.pdf
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

2008 TS PP IRWAN SUDARISMAN 1-BAB 2.pdf
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

2008 TS PP IRWAN SUDARISMAN 1-BAB 3A.pdf
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

2008 TS PP IRWAN SUDARISMAN 1-BAB 3B.pdf
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

2008 TS PP IRWAN SUDARISMAN 1-BAB 4.pdf
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

2008 TS PP IRWAN SUDARISMAN 1-BAB 5A.pdf
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

2008 TS PP IRWAN SUDARISMAN 1-BAB 5B.pdf
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

2008 TS PP IRWAN SUDARISMAN 1-BAB 6.pdf
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

2008 TS PP IRWAN SUDARISMAN 1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Kawasan stasiun kereta api Bandung bagian Selatan memiliki peran sebagai ruang publik kota yang mewadahi aktivitas pengguna kawasan dan sangat mempengaruhi perkembangan kawasan sekitarnya. Kawasan tersebut menjadi penghubung berbagai fasilitas publik, komersial, perkantoran, permukiman, dan pendidikan. Tetapi pada perkembangannya, kawasan stasiun mengalami kemunduran. Kondisi ini ditandai oleh keadaan ruang publik yang semakin menurun kualitas fisiknya, ditinggalkan pengguna kawasan, dan berubah menjadi area terbengkalai/kumuh (tidak hidup). Berdasarkan alasan tersebut, maka kawasan stasiun perlu dihidupkan kembali melalui perancangan ulang ruang publiknya yang berupa ruang terbuka dan fasilitas baru sehingga dapat menjadi pusat kegiatan kawasan. Tidak terwadahinya perilaku pengguna ruang publik kawasan stasiun dengan baik menyebabkan ruang tersebut ditinggalkan, mengalami perubahan, dan terbengkalai. Karena itu, pengamatan ruang publik kawasan stasiun ditekankan pada pola perilaku, tatanan fisik, dan pengaruh dari hubungan keduanya. Penerapan hasil pengamatan dalam rancangan adalah dengan menentukan jenis millieu yang dapat mewadahi perilaku pengguna kawasan. Permasalahan sirkulasi seperti sulitnya akses kendaraan, jalur pedestrian yang tidak nyaman untuk digunakan, serta tidak tersedianya fasilitas yang dapat menjadi pusat aktivitas atau tujuan pergerakan manusia di penggalan jalan Statsion Timur dan Barat juga menjadi penyebab penurunan kualitas ruang publik. Berdasarkan hasil analisa kondisi eksisting, sejarah, perkembangan, kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, serta potensi kawasan maka ruang publik yang dibutuhkan pada kawasan stasiun berupa ruang terbuka yang dilengkapi fasilitas publik serta komersial. Dalam tesis ini, desain ruang terbuka di kawasan stasiun kereta api Bandung bagian Selatan dibuat berdasarkan kebutuhan (aktivitas bersantai/beristirahat, bersosialisasi, mengasuh anak, bermain, berjualan, berbelanja, berjalan-jalan, mengadakan pertunjukan, dan makan/minum) dan perilaku pengguna kawasan stasiun. Sedangkan fasilitas publik serta komersial dirancang berdasarkan kebutuhan dan dikaitkan dengan fungsi-fungsi penting yang telah ada di kawasan stasiun. Fasilitas tersebut berupa terminal transit dalam maupun antar kota, halte, wartel, pusat informasi, kantor, minimarket, toilet, mushola, parkir, ruang serbaguna, tempat makan, belanja, serta hiburan. Fasilitas ini bertujuan menciptakan keramaian baru dan mendorong terjadinya pergerakan dari satu fasilitas ke fasilitas lain yang berada di dalam kawasan stasiun. Kondisi tersebut menyebabkan setiap bagian kawasan stasiun menjadi hidup oleh beragam aktivitas serta pergerakan manusia. Melalui perancangan ruang terbuka dan beragam fasilitas (publik serta komersial), permasalahan ruang terbengkalai di kawasan stasiun diharapkan dapat teratasi.