digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia memiliki kebutuhan kedelai yang terus meningkat setiap tahunnya, sedangkan saat ini produksi kedelai lokal masih rendah sehingga harus dipenuhi dari kedelai impor. Salah satu penyebab adalah semakin berkurangnya sumber daya lahan yang subur karena penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus. Pemanfaatan pupuk hayati berbasis mikroorganisme telah diupayakan, antara lain menggunakan mikroalga sebagai sumber pupuk hayati. Spirulina sp. berpotensi digunakan sebagai pupuk hayati yang dapat memberikan unsur hara nitrogen, fosfor, dan kalium. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi pemberian pupuk daun Spirulina sp. basah yang tepat untuk meningkatkan produksi biji tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan di Screen House ITB Jatinangor. Perancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan pemberian pupuk daun Spirulina sp. basah konsentrasi 0 g/l, 20 g/l, dan 40 g/l sebanyak tiga ulangan. setiap ulangan terdapat 4 tanaman sehingga total tanaman yang diamati adalah 36 tanaman. Pupuk daun Spirulina sp. berasal dari pasta spirulina yang dikultur dan dilarutkan dengan air. Perlakuan pemberian pupuk daun spirulina basah konsentrasi 0 g/l, 20 g/l, 40 g/l menunjukan hasil rata-rata umur berbunga 46, 45, 45 HST, jumlah polong isi per tanaman adalah 18, 23 , dan 20 polong, jumlah biji 45, 50, dan 44 biji per tanaman, bobot basah biji adalah 3,3; 4,9; serta 4,27 gr, bobot 100 biji kedelai 8,2; 9,5; dan 9,64 gr, sedangkan umur panen adalah 105, 102 dan 102 HST. Analisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) menunjukkan hasil pemberian pupuk daun Spirulina sp. tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produksi biji kedelai. Hal ini terlihat dari tidak adanya peningkatan yang signifikan terhadap umur berbunga, jumlah polong isi, jumlah biji, bobot basah biji, bobot 100 biji, dan umur panen tanaman kedelai. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk daun Spirulina sp. kering sebanyak 20 maupun 40 g/l tidak memberikan pengaruh nyata bagi produksi biji tanaman kedelai.