2018 TS PP FUAD PRIBADI 1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC yana mulyana COVER FUAD PRIBADI NIM: 21816001
PUBLIC yana mulyana BAB 1 FUAD PRIBADI NIM: 21816001
PUBLIC yana mulyana BAB 2 FUAD PRIBADI NIM: 21816001
PUBLIC yana mulyana BAB 3 FUAD PRIBADI NIM: 21816001
PUBLIC yana mulyana BAB 4 FUAD PRIBADI NIM: 21816001
PUBLIC yana mulyana BAB 5 FUAD PRIBADI NIM: 21816001
PUBLIC yana mulyana BAB 6 FUAD PRIBADI NIM: 21816001
PUBLIC yana mulyana PUSTAKA FUAD PRIBADI NIM: 21816001
PUBLIC yana mulyana
Angka Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri terpantau cukup tinggi dalam
5 tahun terakhir. Salah satu cara penanganan difteri pada saat KLB adalah
menggunakan serum anti difteri. Ketersediaan produk serum anti difteri di seluruh
dunia telah berkurang selama bertahun-tahun dikarenakan produsen di beberapa
negara telah berhenti berproduksi. Penghentian produksi antara lain disebabkan
oleh penurunan permintaan, kegagalan produksi serta persyaratan peraturan dalam
pembuatan produk biologi yang berasal dari darah yang semakin ketat, selain itu
penggunaan pepsin jenis tertentu sebagai salah satu komponen produksi menjadi
bermasalah dengan terbitnya UU No. 34 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk
Halal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan pepsin A sebagai
pengganti pepsin B, mendapatkan parameter yang mempunyai pengaruh
signifikan pada fragmentasi IgG dengan menggunakan rancangan faktorial
fraksional, mendapatkan nilai parameter optimum fragmentasi IgG (nilai titer
tertinggi, waktu Kf terpendek dan tidak adanya pita IgG di SDS PAGE) dan
meningkatkan titer antibodi produk serum anti difteri. Analisis risiko dilakukan
untuk mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi proses fragmentasi pepsin
A terhadap IgG produk serum anti difteri dengan menggunakan metode fishbone
dan FMEA. Faktor yang tergolong dalam klasifikasi unacceptable dan intolerable
adalah metode pemurnian (nilai RPN 60), pH penghentian proses fragmentasi
(nilai RPN 100), suhu fragmentasi (nilai RPN 60), jumlah pepsin (nilai RPN 125),
dan waktu fragmentasi (nilai RPN 125). Perubahan metode yang dilakukan
dengan mengganti proses fraksinasi amonium sulfat menjadi diafiltrasi
menggunakan membran filter berukuran 100kDa terhadap plasma awal
menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Analisis faktorial fraksional dilakukan
terhadap 4 faktor, yaitu : pH; suhu; jumlah pepsin dan waktu. Berdasarkan analisis
pareto dan main effect keempat faktor menunjukkan pengaruh yang sangat
signifikan terhadap proses fragmentasi IgG oleh pepsin A (p-value