digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kanker kolon merupakan jenis kanker ketiga terbanyak di dunia, yang menyebabkan 694,000 kematian. Dari beberapa data hasil penelitian, kulit buah Manggis mengandung beberapa senyawa dengan aktivitas farmakologi yaitu antihistamin, antiinflamasi, antioksidan, pengobatan penyakit jantung, antimikroorganisme dan juga sebagai anti kanker. Senyawa utama yang dilaporkan memiliki aktivitas farmakologi tersebut adalah golongan xanton. Xanton memiliki efek sitotoksitas dan antiproliferasi sehingga dapat menghambat pertumbuhan dan mematikan sel kanker. Senyawa xanton yang paling banyak terkandung dalam buah manggis ialah α-mangostin dan γ-mangostin. α-mangostin merupakan senyawa yang sangat berkhasiat dalam menekan pembentukan senyawa karsinogen pada kolon. Sedangkan γ-mangostin memiliki banyak manfaat dalam memberikan proteksi terhadap upaya pencegahan terhadap serangan penyakit. Uji in vitro pro-apoptosis dan anti-proliferatif xanton dari manggis terhadap sel COLO205 (human colorectal adenocarcinoma) menunjukkan efek induksi apoptosis, aktivasi caspase-3 dan -8, dan pelepasan mitokondria sitokrom c. Kemudian uji in vivo antitumor xanton terhadap sel COLO205 (human colorectal adenocarcinoma) menunjukkan efek penghambatan pertumbuhan tumor pada 3 mg ekstrak / tumor, sel apoptosis, fragmentasi nuklear dan kondensasi kromatin, serta aktivasi caspases-3 dan -8. Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian biodistribusi α, γmangostin yang telah dikembangkan sebelumnya untuk melihat profil distribusinya di dalam tubuh terutama dalam darah dan organ dimana hewan uji yang digunakan adalah mencit (Mus musculus) stock Balb/c. Model hewan mencit kanker kolorektal diperoleh melalui induksi azoxymethane dosis tunggal 10 mg/kg bb (i.p) dan dextran sodium sulfate 2.5% pada air minum. Metoda yang digunakan adalah penandaan senyawa α, γmangostin dengan radionuklida 131 I sebagai perunut untuk mengetahui biodistribusinya dalam tubuh. Kemurnian tertinggi sintesis senyawa bertanda 131 I-α, γMangostin adalah pada formula 3 (F3) dengan konsentrasi α, γ Mangostin 500 mg yaitu sebesar 91,27% dan pH 7. Pengamatan biodistribusi dilakukan pada masing-masing kelompok setelah 1, 4, dan 24 jam setelah pemberian oral senyawa bertanda 131 I-α, γMangostin. Kenaikan penimbunan relatif senyawa bertanda 131 I-α, γMangostin pada lokasi jaringan kanker dihitung dengan membandingkan % radioaktivitas jaringan kanker terhadap % radioaktivitas jaringan yang sama pada hewan sehat. Terdapat perbedaan nilai penimbunan relatif senyawa α, γmangostin bertanda pada lokasi kanker dibandingkan terhadap jaringan normal, dimana nilai T/NT ratio kelompok hewan normal lebih tinggi dibandingkan kelompok hewan model kanker kolon Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi akumulasi senyawa bertanda 131 I-α, γMangostin pada kelompok hewan model kanker namun tidak signifikan. Sedangkan waktu paruh (t1/2) senyawa bertanda 131 I-α, γMangostin pada kelompok hewan model kanker lebih lama dibandingkan dengan kelompok hewan normal yaitu waktu paruh (t1/2) absorbsi 2,52 jam, waktu paruh (t1/2) biodistribusi 19,97 jam, dan waktu paruh (t1/2) eliminasi 21,98 jam.