digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian paleoklimat penting dilakukan dikarenakan iklim merupakan salah satu faktor yang mampu mempengaruhi keberlangsungan kehidupan di dunia. Variasi iklim masa lalu (paleoklimat) menunjukkan pola perulangan dalam rentang waktu tertentu yang dapat digunakan sebagai acuan untuk memprediksi iklim yang akan terjadi pada masa depan. Beberapa penelitian paleoklimat yang telah dilaksanakan di beberapa wilayah di Indonesia menunjukkan adanya variasi iklim selama Pleistosen - Holosen. Pada November - Desember 2017, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia telah melakukan Ekspedisi Widya Nusantara untuk mengetahui karakter oseanografi dan geologi di Perairan Barat Sumatra menggunakan sampel grab core dan gravity core. Perairan Barat Sumatra dipilih karena memiliki karakter oseanografi dan geologi yang khas serta mampu memberikan respon yang baik terhadap fenomena iklim. Penelitian yang dilakukan penulis bertujuan untuk mengetahui karakteristik sedimen, kimia, dan foraminefera, serta perubahan iklim yang pernah terjadi selama Zaman Kuarter. Sampel yang digunakan berupa sampel gravity core dengan kode EW17- 09 dan panjang 200 cm. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis granulometri, X - Ray Fluorescence, dan analisis mikropaleontologi berupa foraminefera. Dari analisis granulometri didapatkan 16 fasies yang terdiri dari sedimen lanau halus - lanau medium yang diendapkan melalui mekanisme pelagic suspension. Hasil analisis kimia menunjukkan terdapat 12 unsur kimia utama yang mengalami enam pola perubahan secara umum sejak Pleitosen Akhir hingga Resen. Didapatkan 23 spesies foraminefera planktonik, foraminefera bentonik dan sejenis gastropoda pada sampel. Foraminefera planktonik menghasilkan pola perubahan kumpulan dan kelimpahan yang digunakan sebagai proksi utama untuk melakukan rekonstruksi iklim. Berdasarkan hasil analisis granulometri, X - Ray Fluorescence, dan foraminefera maka dapat disimpulkan bahwa perubahan iklim telah terjadi pada Pleistosen Akhir hingga Holosen pada Perairan Barat Sumatra. Terdapat tujuh macam pola perubahan iklim yang teridentifikasi sebagai : Pleistosen Akhir (< 11.700 BP), HTC 6 (11700 - 9000 BP), HTC 5 (9000 - 7000 BP), HTC 4 (7000 - 6000 BP), HTC 3 (6000 - 4000 BP), HTC 2 (4000 - 2000 BP) , HTC 1 (2000 BP - Resen). Selain itu juga diidentifikasi terekam peristiwa peristiwa penting berupa 8,2 Cooling Event, Mid Holocene Peak, 4,2 Cooling Event, Medieval Warm, dan Little Ice Age.