digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2017 DS PP TEDDY TAKAENDENGAN 1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Kondisi sistem pengelolaan sampah di Indonesia dengan jumlah penduduk semakin bertambah dan tingkat konsumsi masyarakat meningkat, mengakibatkan volume timbulan sampah semakin bertambah, keadaan ini menyebabkan sampah harus dikelola dengan baik. Masalah umum yang dihadapi oleh kabupaten/kota dalam pengelolaan sampah adalah keterbatasan lahan untuk penempatan tempat penampungan sementara dan tempat pemrosesan akhir serta sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah. Aspek legal yang berlaku di Indonesia menyatakan bahwa pengelolaan sampah diharuskan dalam bentuk kelembagaan bersama, operasional sumber daya dan tempat pemrosesan akhir bersama/regional. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kondisi eksisting sistem persampahan khususnya sistem pengangkutan, membuat model persamaan, mengevaluasi dan mengembangkan skenario sistem pengangkutan sampah skala kota dan skala regional, mengoptimasi sistem pengangkutan sampah berdasarkan model yang dikembangkan dalam skala kota dan skala regional. Metode yang digunakan adalah observasi langsung dan kajian pustaka serta sampling untuk mendapatkan data-data primer dan sekunder yang dipakai untuk membuat skenario berdasarkan jalur pengangkutan, penempatan TPS dan TPS3R. Persamaan matematika dibangun dengan fungsi obyektif meminimumkan waktu tempuh. Persamaan yang dibuat untuk menghitung waktu tempuh, jarak tempuh, jumlah ritasi, jumlah kendaraan dan biaya lingkungan serta biaya operasional. Menghitung proyeksi jumlah sampah, volume dan berat sampah untuk setiap kabupaten/kota yang ikut dalam TPA regional. Berdasarkan hasil simulasi proyeksi yang telah dilakukan, didapatkan bahwa jumlah penduduk kota Manado di tahun 2027 diperkirakan sebanyak 457.672 jiwa dengan berat timbulan sampah sebanyak 386,25 ton/hari. Pengembangan skenario dibagi menjadi 3 skenario, skenario I dengan menggunakan pola pelayanan individual langsung atau dengan menggunakan titik pengumpulan, skenario II dengan menggunakan pola pelayanan gabungan antara individual langsung dengan individual tidak langsung dengan menggunakan titik pengumpulan dan TPS, dan skenario III dengan menggunakan pola pelayanan individual tidak langsung atau dengan menggunakan TPS dan TPS3R. Hasil yang diperoleh dari perhitungan untuk skenario I adalah 190 ritasi, waktu tempuh 617,89 jam dan jarak tempuh sejauh 2807,58 km per hari. Biaya operasional kendaraan Rp. 7.714.200.000, biaya lingkungan Rp. 2.150.830 pertahun untuk 78 kendaraan pengumpul dan pengangkut sampah. Hasil analisa dan evaluasi untuk skenario II adalah 163 ritasi, waktu tempuh 518,24 jam serta jarak tempuh sejauh 2.684 km per hari. Jumlah kendaraan pengangkut sampah sebanyak 60 kendaraan, dengan biaya operasional sebesar Rp. 5.934.000.000 biaya lingkungan Rp. 2.046.743 per tahun.Hasil perhitungan untuk skenario III didapat hasil 125 ritasi, waktu tempuh 334 jam, jarak tempuh 1872,7 km per hari, biaya operasional kendaraan untuk 45 kendaraan pengangkut sampah adalah Rp. 4.423.500.000 dan biaya lingkungan Rp. 1.434.638 per tahun. Untuk skenario skala regional, dengan meminimumkan waktu tempuh, maka untuk waktu tempuh dan jumlah ritasi skenario B mendapatkan hasil yang lebih kecil dibandingkan dengan skenario A. Skenario A menunjukkan hasil yang lebih kecil dibandingkan skenario B untuk jarak tempuh, jumlah kendaraan, biaya lingkungan dan biaya operasional. Skenario A yang dibuat dengan menyinggahi TPST menunjukkan hasil yang lebih optimal untuk biaya operasional