digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dengan pertumbuhan jumlah kendaraan sebesar ±8% per tahun, kondisi kepadatan kendaraan yang tinggi di Jakarta, lalu – lintas jalan berdampak pada kemacetan dan pencemaran udara. Pendekatan pada jaringan jalan yang kompleks di Jakarta dilakukan dengan menggunakan model jaringan jalan. Secara keseluruhan, pola volume kendaraan tinggi mengikuti tol dalam dan luar kota di Jakarta. Dan didapatkan, ruas jalan dengan volume tertinggi berada di Tol Cawang dan jalan utama pada jalan Daan Mogot. Hasil dari inventarisasi emisi pada ruas jalan berbeda - beda untuk tiap jenis polutan. Hal ini dipengaruhi oleh proporsi jenis kendaraan yang ikut menentukan penggunaan faktor emisi. Pada tahun 2012 didapatkan 50,73% beban emisi didominasi oleh polutan CO sebesar 229.953 ton/tahun. NOx sebesar 148.343 ton/tahun, PM10 sebesar 2.089 ton/tahun dan VOC sebesar 72.867 ton/tahun. Sistem transportasi di Jakarta disusun dalam pola transportasi makro (PTM). Dan pada RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), terdapat beberapa rencana prioritas untuk pembangunan transportasi. Skenario yang dipilih adalah Skenario 1 berupa BAU (Business As Usual) tahun 2014 dan tahun 2017. Skenario 2 berupa pengembangan jalur Tol JORR W2 yang menghubungkan Kebun Jeruk – ulujami dan dapat diakses bus antar kota untuk tahun 2014. Skenario 3 berupa pengembangan busway koridor 13 dengan cara elevated untuk tahun 2017. Penurunan beban emisi tertinggi adalah skenario JORR W2 dengan rata - rata 2,3%. Untuk NOx sebesar 6,7%; CO sebesar 1,3%; PM10 sebesar 0,9%; dan VOC sebesar 0,3%.