digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Banjir yang terjadi akibat meluapnya Sungai Citarik bagian hulu yang mengalir melalui Kabupaten Bandung mengakibatkan kerugian yang besar mencakup kerugian fisik maupun non fisik. Meluapnya Sungai Citarik tersebut disebabkan karena sungai tidak mampu lagi menampung debit banjir yang terjadi. Sedimentasi yang parah menyebabkan sungai mengalami pendangkalan sehingga tidak mampu menampung debit aliran saat curah hujan tinggi. Hal ini mendorong dilakukannya analisis terhadap badan Sungai Citarik dan perencanaan normalisasi menggunakan pemodelan pada program HEC-RAS 4.1.0. Berdasarkan hasil simulasi, (steady flow analysis) menggunakan debit banjir rencana periode ulang 20 tahun (15,461 m3/s) bahwa sebagian besar penampang mengalami banjir dan tidak memenuhi persyaratan tinggi jagaan sebesar 0,50 meter. Tinggi banjir tertinggi mencapai 2,15 meter sedangkan tinggi banjir terendah yaitu sebesar 0,03 meter. Perencanaan normalisasi dilakukan di seluruh penampang sungai dengan bentuk penampang tunggal trapesium, kedalaman saluran 3 meter, kemiringan saluran 2,0 dan 1,5, dan lebar bervariasi antara 15 – 17 meter. Berdasarkan hasil simulasi penampang baru, didapat bahwa semua penampang mampu menampung debit banjir rencana 20 tahun dan memenuhi kriteria tinggi jagaan sebesar 0,5 meter. Rata-rata tinggi selisih tebing sungai dan muka air di seluruh penampang adalah 1,60 meter