digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pewarna di dalam limbah tekstil menjadi salah satu komponen penting penyebab pencemaran karena sulit didegradasi. Enzim lakase yang berasal dari jamur pelapuk putih Marasmiellus palmivorus terbukti efektif dalam mendegradasi beberapa jenis pewarna tekstil. Dengan adanya pembuktian tersebut, peneliti ingin mengetahui tingkat keteruian berbagai pewarna tekstil menggunakan lakase dari M. palmivorus dengan cepat. Enzim diperoleh dengan cara mengekstraksi jamur yang ditumbuhkan dalam media SSF (Solid State Fermentation). Ekstrak kasar lakase dimurnikan dengan metode kromatografi interaksi hidrofobik dan kromatografi penukar ion. Lakase murni diujikan pada pewarna tekstil dengan metode uji cepat atau High Throughput Screening (HTS). Banyaknya sampel pewarna yang digunakan menjadi alasan pemilihan metode ini. Sampel pewarna yang digunakan yaitu 14 pewarna jenis azo, anthrakuinon dan disperse. Natrium sulfat ditambahkan ke pewarna tekstil, pH 12,5 dan dipanaskan dalam suhu 80oC untuk meniru effluent. Uji cepat dilakukan pada suhu ruang menggunakan microplate titer dengan perbandingan sampel dan enzim 1:1 selama 24 jam dengan konsentrasi pewarna 150ppm. Sampel yang diamati merupakan campuran pewarna dan enzim murni dengan aktifitas spesifik 2,49 U/mg. Screening dekolorisasi pewarna oleh kultur jamur M. palmivorus pada medium PDA juga dilakukan. Kultur jamur ditanam pada media PDA yang telah diberi pewarna dan diinkubasi pada suhu ruang selama 2 minggu. Metode HTS memperlihatkan Procion Blue H-GN dan Levafix Blue ERa Gran positif terdekolorisasi oleh lakase. Sedangkan uji menggunakan kultur jamur memperlihatkan hasil 7 pewarna terdekolorisasi yaitu Telon Blue AFN, Telon Red AFG, Isolan Silver N, Telon Blue BRL, Levafix Blue PN-3R, Procion Blue H-GN dan Levafix Blau E-Ra Gran. Dua warna yang positif terdegradasi oleh lakase dan kultur jamur diukur perubahan konsentrasinya berdasarkan nilai absorbansinya menggunakan spektrofotometer. Konsentrasi pewarna Levafix Blue E-Ra Gran turun hingga 86 ppm setelah 24 jam. Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode HTS berhasil memperlihatkan sifat dekolorisasi berbagai pewarna tekstil dengan cepat dan terbukti dengan berubahnya konsentrasi pewarna setelah pengujian.