Studi kasus dari penelitian ini adalah pengujian APT yang dilaksanakan di
Laboratorium Alusan Puslitbang Jalan dan Jembatan. Pengujian APT tersebut
diterapkan pada suatu struktur perkerasan uji yang terdiri dari dua (2) seksi
perkerasan. Kedua seksi perkerasan tersebut dibagi berdasarkan beban lalu lintas
yang akan dipikul. Pada seksi I direncanakan untuk jumlah lintasan 750,000
sedangkan pada seksi II akan diterapkan beban lintasan sebesar 1,500,000. Pada
tesis ini akan dibahas bagaimana kondisi dari seksi I struktur perkerasan uji. Pada
proses perkembangan penelitian ini, data yang tersedia dari pengujian APT hanya
sampai pada pembebanan ±200,000 lintasan. Sehingga data yang dipakai untuk
keperluan analisis terbatas pada jumlah lintasan tersebut.
Struktur perkerasan uji ini dibangun pada fasilitas indoor, sehingga faktor air yang
tidak ada dan temperatur yang hampir seragam tidak memberikan efek yang
signifikan. Penurunan kualitas struktur perkerasan uji tersebut besar dipengaruhi
oleh beban lalu lintas yang diaplikasikan padanya. Pengujian APT dilakukan
setelah tertunda 1 tahun dari waktu struktur pengujian tersebut selesai dibangun.
Ternyata dari data hasil pengukuran, tanah dasar (subgrade) struktur perkerasan uji
yang terdiri dari bahan improve batu kapur (lime stone) ini mengalami penguatan
sepanjang 1 tahun tersebut. Hal tersebut menyebabkan peningkatan kekuatan pada
struktur perkerasan uji tersebut.
Model HDM-4 merupakan model prediksi kerusakan yang dapat digunakan untuk
memperkirakan awal terjadinya kerusakan pada suatu struktur perkerasan jalan dan
bagaimana perkembangannya.. Kerusakan yang akan dimodelkan diantaranya yaitu
retak, ravelling, lubang, edge break, alur, roughness, kedalaman tekstur, dan
kekesatan permukaan. Pada pengujian APT ini kerusakan yang terjadi yang terlihat
secara visual adalah alur, kekesatan permukaan, dan kedalaman tekstur.
Proses analisis dilakukan dengan cara: menganalisis lendutan FWD dan MDD,
yang dibutuhkan untuk mendapatkan nilai ITP eksisting, menganalisis alur yang
terjadi, kemudian memprediksi kerusakan yang akan terjadi menggunakan model
HDM-4 dan membandingkannya dengan kondisi aktual struktur perkerasan uji.
Secara visual kondisi pada struktur perkerasan uji belum menunjukkan kerusakan
yang berarti.