digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Permukaan bagian dalam pipa baja karbon penyalur minyak bumi dan gas alam rentan terhadap serangan korosi akibat aliran fluida multifasa yang terdiri dari air, gas CO2 serta H2S terlarut, garam-garam terlarut, dan terkadang juga terdapat larutan asam dari proses acidizing, descaling, dan/atau pickling. Korosi pada permukaan bagian dalam pipa baja karbon dapat dihambat dengan menginjeksikan inhibitor korosi ke dalam aliran fluida tersebut. Pada penelitian ini dikaji penggunaan cairan ion 1-desil-3-metilimidazolium bromida (cairan ion 1) dan 1-dodesil-3-metilimidazolium bromida (cairan ion 2) sebagai inhibitor korosi pada baja karbon dalam larutan HCl 1 M jenuh gas CO2. Kedua cairan ion tersebut berturut-turut disintesis menggunakan radiasi gelombang mikro/Microwave Assisted Organic Synthesis (MAOS) dengan cara mereaksikan 1-metilimidazol dengan 1-bromodekana dan 1-metilimidazol dengan 1-bromododekana pada temperatur 50 °C dengan radiasi sebesar 300 watt selama 21 menit. Data karakterisasi spektrum FTIR dengan pelet KBr, spektrum HRMS TOF ES+ dalam pelarut CHCl3, spektrum 1H-NMR dan 13C-NMR dalam pelarut CDCl3 menujukkan bahwa cairan ion 1 dan 2 telah berhasil disintesis. Cairan ion 1 diperoleh berupa cairan kental bewarna kuning dengan titik leleh 28 °C dan rendemen 90%. Cairan ion 2 diperoleh berupa wax putih kekuningan dengan titik leleh 40 °C dan rendemen 84%. Daya inhibisi korosi cairan ion 1 dan 2 diuji menggunakan corrosion wheel test dan EIS (Electrochemical Impedance Spectroscopy) dengan konsentrasi 10, 25, 50, dan 100 ppm pada temperatur 35 °C, 50 °C, dan 70 °C. Cairan ion 1 dan 2 mempunyai efisiensi inhibisi maksimum pada temperatur 70 °C. Efisiensi inhibisi maksimum cairan ion 1 diperoleh sebesar 96,0% pada konsentrasi 100 ppm, sedangkan cairan ion 2 mempunyai efisiensi inhibisi maksimum sebesar 95,6% pada konsentrasi 50 ppm. Adsorpsi cairan ion 1 dan 2 pada permukaan baja karbon merupakan adsorpsi kimia yang memenuhi model isoterm adsorpsi Langmuir.