digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

True Shallot Seed (TSS) adalah benih biji yang dihasilkan dari bunga tanaman bawang merah yang digunakan sebagai bahan tanam.TSS memiliki beberapa keunggulan yaitu tidak membawa penyakit menular sehingga produktivitas tanaman meningkat, tidak ada dormansi dan memiliki daya simpan yang lebih lama yaitu 2 tahun.Tanaman bawang merah yang digunakan adalah Allium ascalonicum var. Lokananta. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui respons tanaman bawang merah pada proses pembungaan (fase generatif) akibat pemberian zat pengatur tumbuh auksin (IBA) dan giberelin (GA3), untuk mengetahui interaksi antara zat pengatur tumbuh auksin (IBA) dan giberelin (GA3) dalam proses pembungaan (fase generatif) dan untuk mengetahui konsentrasi zat pengatur tumbuh auksin (IBA) dan giberelin (GA3) yang dapat meningkatkan proses pembungaan bawang merah secara optimum. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 4x5 dengan faktor pertama konsentrasi ZPT IBA (I) terdiri dari 4 taraf yaitu i0= tanpa IBA,i1= IBA konsentrasi 50 ppm, i2= IBA konsentrasi 100 ppm, i3= IBA konsentrasi 150 ppm dan faktor kedua adalah ZPT GA3 (G) terdiri dari 5 taraf yaitu g0= tanpa GA3, g1= GA3 konsentrasi 100 ppm, g2= GA3 konsentrasi 200 ppm, g3= GA3 konsentrasi 300 ppm, dan g4= GA3 konsentrasi 400 ppm yang diulang 3 kali. Parameter yang di uji pada penelitian ini adalah jumlah umbel per tanaman, diameter umbel, jumlah bunga per umbel dan persentase kapsul bernas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian zat pengatur tumbuh auksin (IBA) dan giberelin (GA3) tidak memberikan pengaruh nyata terhadap proses pembungaan (fase generative) tanaman bawang merah; Tidak terjadi interaksi antara zat pengatur tumbuh auksin (IBA) dan giberelin (GA3) dalam proses pembungaan (fase generative); Pada variabel jumlah umbel konsentrasi auksin dan giberelin yang cenderung memberikan efek lebih tinggi adalah auksin 50 ppm yaitu 3 umbel, dan giberelin 200 ppm yaitu 2,97 umbel. Pada variable diameter umbel konsentrasi auksin dan giberelin yang cenderung memberikan efek lebih tinggi adalah auksin 150 ppm yaitu 3,35 cm (minggu 8); 4,84 cm (minggu 10); 4,55 cm (minggu 12) dan 3,83 cm (minggu 14) dan konsentrasi giberelin 100 ppm yaitu 3,30 cm (minggu 8); 4,99 cm (minggu 10); 4,62 cm (minggu 12) dan 4,40 cm (minggu 14). Pada variable jumlah total bunga perumbel konsentrasi auksin dan giberelin yang cenderung memberikan efek lebih tinggi adalah auksin 50 ppm yaitu 159,6 bunga per umbel dan giberelin 400 ppm yaitu 155,25 bunga per umbel. Pada variable persentase bunga terpolinasi konsentrasi auksin dan giberelin yang cenderung memberikan efek lebih tinggi adalah auksin 150 ppm yaitu 35,64%. Dan giberelin 300 ppm yaitu 39,11%.