digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1983_DIS_PP_PURW_1.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

Hingga kini pencoklatan pada buah advokat masih sulit diatasi. Sifat polifenoloksidase (PFO) yang pegang peran dalam pencoklatan ini masih belum dapat terungkapkan secara jelas dan lengkap. Tujuan penelitian di sini adalah untuk memurnikan dan mempelajari sifat PFO yang pada penelitian pendahuluan terdapat dalam supernatan 90% amonium sulfat. Hingga kini menurut sepanjang pengetahuan, belum ada yang melaporkan bahwa di dalam supernatan itu masih ada PF0. Dalam pelaksanaannya supernatan tersebut diliofilisasi sampai menjadi serbuk. Kemudian larutan pekat serbuk ini dikromatografi dengan kolom Sephadex G-75 dan dielusi dengan bufer fosfat pH 6 , 5 . Maka diperoleh 1 puncak saja yang ternyata menunjukkan aktifitas spesifik PFO sebesar 10,9, dengan kemurnian sekitar 68 kali ekstrak kasar atau 4 kali supernatan 90% amonium sulfat. Uji kemurnian fraksi aktif ini dengan elektroforesis disk gel poliakrilamida menghasilkan hanya 1 pita protein saja yang ternyata mempunyai keaktifan PFO. Perlu kiranya disebut bahwa ekstrak kasar memberikan 6 pita protein. Tiga di antaranya memperlihatkan keaktifan PFO. Adapun supernatan 90% amonium sulfat memberikan 5 pita protein dan 3 di antaranya menunjukkan keaktifan PFO. Di antara substrat yang dicobakan ialah fenol, resorsinol, orsinol, floroglusinol, pirogalol dan asam galat, ternyata hanya pirogalol yang dikatalisis dengan nyata. Asam galat juga dikatalisis, tetapi hanya sedikit saja. Oleh sebab itu, maka PFO yang telah diisolasi ini untuk seterusnya disebut pirogalolase. Penentuan aktifitas dilakukan pada pH 6,5 dan suhu 300 C selama 30 menit. Reaksi dihentikan dengan penambahan asam triklorasetat. Akhirnya hasil reaksi dalam larutan jernih diukur secara kolorimetrik pada 410 nm. Pirogalolase ternyata termolabil. Km yang ditentukan terhadap pirogalol adalah 0,80 x 10-3 M. Preparat yang murni mempunyai pH optimum 7,6. Hasil percobaan selanjutnya menunjukkan bahwa vitamin C (0,50 x 10-4 M), NaHSO3 (1,52 x 10-4 M), K2S205 (3,20 x 10-4 M) dan L-sistein hidroklorida (6,06 x 10-4 M) dapat menghambat pirogalolase secara sempurna, sedangkan untuk asam malat dan asam sitrat diperlukan kadar yang cukup tinggi yaitu masing-masing (37,29 x 10-4M) dan (47,29 x 10-4 M). Tiourea (12,10 x 10-4 M) dan natriumdietilditiokarbamat (11,32 x 10-4 M) dapat pula menghambat pirogalolase, tetapi hanya sebesar berturut-turut 38% dan 73%. Pirogalolase yang diisolasi di sini menurut sepanjang pengetahuan belum pernah dilaporkan orang, sehingga merupakan PFO baru.