digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAKSI Saat ini, sektor transportasi mengalami kekacauan dengan diperkenalkannya layanan transportasi berbasis teknologi seperti berbagi kendaraan motor dan mobil yang semakin populer di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik, pekerja sektor transportasi meningkat dari 5,1 juta menjadi 5,6 juta pada periode 2015 sampai 2016. Salah satu perusahaan transportasi berbasis teknologi ini adalah PT Transportasi Jaya. Karena sektor ini semakin kompetitif, untuk menjaga keberlanjutannya, PT Transportasi Jaya berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggannya dengan menjadikan sumber daya manusianya sebagai keunggulan kompetitif mereka. PT Transportasi Jaya berharap para pengemudi selalu memberikan performa terbaik. Salah satu upaya yang mereka lakukan untuk mengendalikan kinerja sumber daya manusia adalah dengan menerapkan sistem penilaian kinerja bagi pengemudi. Berdasarkan survei dan wawancara dengan beberapa pengemudi, dengan sistem manajemen kinerja saat ini, 87% pengemudi tidak puas karena menganggap sistem penilaian kinerja sebagai tidak adil dan kesalahan yang sering terjadi pada sistem. Selain itu, karena sistem ini, beberapa pengemudi mengundurkan diri dan memilih bekerja untuk pesaing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi keadilan dalam penilaian kinerja dengan komitmen organisasi pada PT Transportasi Jaya. Peneliti melakukan regresi linier berganda dengan jumlah sampel 126 driver di Bandung, Indonesia. Variabel dalam penelitian ini meliputi komitmen organisasi sebagai variabel dependen dan perceived fairness yang terdiri dari procedural justice (keadilan dalam proses) dan distributive justice (keadilan dalam hasil) sebagai variabel independen. Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa perceived fairness yang terdiri dari prosedural dan distributif memiliki hubungan positif dengan komitmen organisasional. Artinya semakin tinggi pengemudi menilai penilaian kinerja itu adil, semakin besar kemungkinan mereka akan berkomitmen terhadap perusahaan. Dalam penelitian ini, baik keadilan prosedural maupun keadilan distributif juga memiliki hubungan yang signifikan dengan komitmen organisasi yang berarti bahwa penelitian ini dapat menggambarkan keseluruhan populasi. Apalagi, dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa keadilan distributif memiliki pengaruh lebih besar daripada keadilan prosedural terhadap komitmen organisasional. Oleh karena itu, PT Transportasi Jaya harus memperbaiki sistem penilaian kinerja mereka untuk meningkatkan kewajaran yang dirasakan yang mengarah pada komitmen organisasional yang lebih baik. Kata kunci: perceived fairness, komitmen organisasi, penilaian kinerja, sumber daya manusia