2017 TA PP LIGAR BNASIH S 1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Wiwik Istiyarini 2017 TA PP LIGAR BUNASIH SETIAMANAH 1-ASLI.pdf
]
PUBLIC Wiwik Istiyarini
ABSTRAKSI
Saat ini, sektor transportasi mengalami kekacauan dengan diperkenalkannya layanan
transportasi berbasis teknologi seperti berbagi kendaraan motor dan mobil yang semakin
populer di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik, pekerja sektor transportasi meningkat dari
5,1 juta menjadi 5,6 juta pada periode 2015 sampai 2016. Salah satu perusahaan transportasi
berbasis teknologi ini adalah PT Transportasi Jaya. Karena sektor ini semakin kompetitif, untuk
menjaga keberlanjutannya, PT Transportasi Jaya berusaha memberikan pelayanan terbaik
kepada pelanggannya dengan menjadikan sumber daya manusianya sebagai keunggulan
kompetitif mereka. PT Transportasi Jaya berharap para pengemudi selalu memberikan performa
terbaik. Salah satu upaya yang mereka lakukan untuk mengendalikan kinerja sumber daya
manusia adalah dengan menerapkan sistem penilaian kinerja bagi pengemudi. Berdasarkan
survei dan wawancara dengan beberapa pengemudi, dengan sistem manajemen kinerja saat ini,
87% pengemudi tidak puas karena menganggap sistem penilaian kinerja sebagai tidak adil dan
kesalahan yang sering terjadi pada sistem. Selain itu, karena sistem ini, beberapa pengemudi
mengundurkan diri dan memilih bekerja untuk pesaing. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan persepsi keadilan dalam penilaian kinerja dengan komitmen organisasi
pada PT Transportasi Jaya.
Peneliti melakukan regresi linier berganda dengan jumlah sampel 126 driver di Bandung,
Indonesia. Variabel dalam penelitian ini meliputi komitmen organisasi sebagai variabel
dependen dan perceived fairness yang terdiri dari procedural justice (keadilan dalam proses)
dan distributive justice (keadilan dalam hasil) sebagai variabel independen. Berdasarkan hasil
temuan dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa perceived fairness yang terdiri dari
prosedural dan distributif memiliki hubungan positif dengan komitmen organisasional. Artinya
semakin tinggi pengemudi menilai penilaian kinerja itu adil, semakin besar kemungkinan
mereka akan berkomitmen terhadap perusahaan. Dalam penelitian ini, baik keadilan prosedural
maupun keadilan distributif juga memiliki hubungan yang signifikan dengan komitmen
organisasi yang berarti bahwa penelitian ini dapat menggambarkan keseluruhan populasi.
Apalagi, dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa keadilan distributif memiliki pengaruh lebih
besar daripada keadilan prosedural terhadap komitmen organisasional. Oleh karena itu, PT
Transportasi Jaya harus memperbaiki sistem penilaian kinerja mereka untuk meningkatkan
kewajaran yang dirasakan yang mengarah pada komitmen organisasional yang lebih baik.
Kata kunci: perceived fairness, komitmen organisasi, penilaian kinerja, sumber daya manusia