digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penentuan tingkat kematangan buah pisang (Musa acuminata) merupakan parameter penting dalam penentuan waktu panen, waktu distribusi, serta umur simpan. Metode inspeksi warna kulit pisang menggunakan indera mata manusia memiliki kelemahan. Korelasi antara warna kulit dan kematangan daging buah tidak selalu berbanding lurus. Oleh karena itu, diperlukan instrumen yang mampu mengukur dan mengklasifikasikan tingkat kematangan berdasarkan parameter lain. Pada penelitian ini, dikembangkan purwarupa hidung elektronik pengukur tingkat kematangan buah pisang. Sistem terdiri dari sistem pencuplik gas, array sensor gas, dan algoritma pengenalan pola. Sistem pencuplik gas berupa pencuplik headspace, dengan ruang sampel dan ruang sensor terpisah. Array sensor gas terdiri dari sensor VOC-1 (etilen), sensor VOC-2 (alkohol) dan VOC-3 (benzena, amonia, CO2 ). Sebelum pengukuran, sensor etilen dikalibrasi menggunakan alat ukur standar ‘Ethylene Spy ES-100’ dan diperoleh persentase galat 6.02 ± 2.14 %. Pasca kalibrasi, pengukuran aroma dilakukan ke 25 buah pisang Ambon. Respon sensor berupa nilai tegangan tunak diidentifikasi menggunakan analisis loading Principal Component Analysis (PCA) dan Artificial Neural Network (ANN). Hasil Loading plot PCA menunjukkan jumlah sensor optimal adalah 2 unit, yaitu menggunakan kombinasi sensor VOC-1 dan VOC-2, atau VOC-1 dan VOC-3. Hidung elektronik berhasil dengan akurat mengklasifikasikan 23 pisang (92%) ke tingkat kematangan yang sesuai