digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1991_TS_PP_ANINGSIH_1.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

Penelitian jamur patogenik sebagai pengendali hayati telah dilakukan di laboratorium serta rumah kaca Jurusan Biologi dan PAU-ITB serta Balai Penelitian Hortikultura Lembang sejak Juli 1989 sampai dengan Juli 1990. Jamur dikoleksi dari ulat daun kubis (Plutella xylostella L.) yang terinfeksi berasal dari Pangalengan, Lembang dan Cisarua, Kabupaten Bandung. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengisolasi dan mengidentifikasi jamur yang menyerang larva P. xylostella di tiga daerah pertanaman kubis dataran tinggi sekitar Bandung; (2) untuk mengetahui kemampuan tumbuh jamur dalam medium buatan yang berbeda; dan (3) untuk mengetahui suhu dan kelembaban inkubasi optimal penginfeksian jamur pada larva P. xylostella. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya dan mikroskop elektron scanning (SEM). Untuk menentukan pertumbuhan konidia, jamur ditanam pada media Potato Dextrose Agar (PDA), Corn Meal Agar (CMA), Brain Heart Infusion (BHI) dan Saburaud Dextrose Agar (SDA). Suhu yang digunakan untuk penginfeksian jamur isolat Pangalengan, Lembang dan Cisarua adalah 19°C, 20°C, 21°C, 22°C dan 23°C Kelembabannya adalah 85%, 90% dan 95%. Berdasarkan pengamatan ciri-ciri morfologi ternyata jamur yang menyerang larva P. xylostella, dari tiga tempat pengkoleksian adalah jamur patogenik Entomophthora sphaerosperma (Fresenius) sinonimi Zoophthora radicans (Brefeld). Jamur tersebut dapat tumbuh baik pada semua jenis media yang digunakan. Diameter jarak pertumbuhan jamur adalah 2,65 mm (PDA), 1,60 mm (CMA), 2,45 mm (BHI) dan 1,55 mm dalam media SDA. Penginfeksian jamur E. sphaerosperma terhadap larva P. xylostella pada suhu inkubasi 21°C dan kelembaban relatif 95% mengakibatkan persentase kematian larva tertinggi.