digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia memiliki kondisi geografis yang unik yakni terletak di antara dua benua dan dua samudera. Dengan adanya kondisi geografis seperti inilah, Indonesia merupakan wilayah dengan ancaman gempa bumi dan tsunami dengan intensitas yang cukup tinggi. Banyaknya intensitas bencana gempa bumi di wilayah Indonesia dikarenakan letak Indonesia yang dikepung oleh tiga lempeng tektonik dunia yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Pergerakan lempeng-lempeng tektonik inilah yang nantinya akan menimbulkan gempa bumi.Oleh karena itulah, bangunan gedung di Indonesia harus dirancang agar mampu untuk menahan gaya akibat goncangan gempa yang terjadi. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati struktur gedung 7 lantai yang akan dibangun di kota Bandung. Gedung ini di desain tahan gempa dengan peraturan baru di Indonesia mengenai Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung yaitu SNI 1726-2012. Dengan adanya peraturan baru ini maka pada penelitian ini akan dievaluasi apakah peraturan baru membuat bangunan lebih boros dengan syarat simpangan yang lebih ketat. Syarat yang ketat ini ditunjukkan dengan syarat drift maksimal yang diperbolehkan adalah 1% sehingga secara teori dimensi-dimensi elemen struktur akan menjadi lebih besar sehingga menjadi lebih boros.Namun dari desain konsultan terdapat juga beberapa hal yang tidak sesuai dengan peraturan SNI seperti tidak ada faktor reduksi inersia pada beton bertulang untuk mempertimbangkan keretakan saat terjadinya gempa. Pada penelitian ini juga akan dilakukan analisis non-linearstaticpushover untuk dapat melihat perilaku gedung setelah melewati kondisi elastis. Pushover dilakukan menggunakan software ETABS dan hasilnya berupa kurva kapasitas dan kurva demand yang membentuk performance point. Dari hasil pushover ini juga akan dilihat sendi plastis pada elemen-elemen struktur (balok-kolom) untuk memastikan kondisi strong column weak beam dan kondisi tingkat kinerja gedung beserta setiap elemen gedung itu sendiri. Selain itu, akan dianalisis juga mengenai rasio penulangan balok dan beban yang mendominasi struktur ini menjadi lebih boros.