digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAKSI Kemacetan dan polusi merupakan permasalahan yang di alami oleh banyak kota besar di dunia.Pemerintah Indonesia melalui NCSTT (National Center of Sustainable Technology Transportation) ingin mengaplikasikan transportasi berkelanjutan yang ramah akan lingkungan. Kendaran listrik merupakan salah projek dari NCSTT. Projek berbasis bus ini akan di laksanakan dengan fokus pada rute ITB Ganeca dan ITB Jatinangor. Dengan adanya bus listrik ini, di harapkan kemacetan dan polusi (terutama polusi udara) dapat berkurang.dan menjadi pusat bagi masyrakat yang ingin bepergian tanpa menggunakan kendaraan pribadi. Untuk menarik minat masyarakat, projek ini dilakukan berdasarkan konsep BTOD (Bus Rapid Transit-Oriented Development) sebagai dasar komersialisasi dan pengembangannya. Penelitian ini di fokuskan kepada warga Bandung Raya dan sekitarnya melalui kuesioner daring. Kuesioner ni berhasil mengumpulkan 233 jawaban, dan akan mengolahnya menggunakan dua metode. General Liner Model (GLM) untuk membandingkan rata-rata dari atribut penumpang (umur, pendapatan, antusiasme, dan pendidikan) terhadap pilihan untuk menaiki bus listrik, dan one-way ANOVA untuk membandingkan rata-rata dari tiga atribut penumpang (umur, pendapatan, dan edukasi) terhadap faktor preferensi (preferensi area dan preferesi kriteria). Hasil dari metode kedua (one-way ANOVA), dapat di gunakan untuk membuat rute bus elektrik berdasarkan preferensi penumpang dari berbgai dari umur, pedapatan, dan pendidikan serta pertimbangan dalam merancang stasiun bus listrik. Studi ini di harapkan dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan transportasi berkelanjutan serta membantu Pemerintah Kota Bandung dan pihak terkait dalam mengembangkan infrastruktur dan area komersiliasi dari bus listrik. Katakunci: bus listrik, general liner model, kendaraan umum, one-way ANOVA, preferensi