digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Menurut Peraturan Presiden 146/2015 tentang Indonesia harus melakukan pembangunan kilang minyak baru, dan revitalisasi kilang minyak yang ada. Kilang Cepu dikelola oleh PPSDM MIGAS, merupakan salah satu kilang di Indonesia yang mulai 2013, jumlah produksi minyak menurun karena tangki hasil produksi penuh residu dan perawatan tidak terjadwal. Manajemen PPSDM MIGAS telah mengambil tindakan untuk menjual residu melalui lelang. Namun untuk masalah lain yaitu perawatan tidak terjadwal, yang dibagi dengan proses pengadaan dan proses perawatan. Langkah-langkah dalam proses pengadaan yang harus dilalui adalah menerima pesanan, merencanakan perawatan, persetujuan dari eselon 4 dan eselon 3, estimasi, negosiasi dan kesepakatan dengan pihak ketiga. Tujuan dari proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan menjaga produktivitas kilang minyak dengan memperbaiki proses pengadaan untuk meningkatkan pendapatan dan membantu memenuhi kebutuhan bahan bakar di Indonesia. Manajemen di PPSDM MIGAS menerapkan metode lean six sigma: DefineMeasure-Analyze-Improve-Control (DMAIC) dalam proses pengadaan. Tahap Define mencari gejala masalah dengan Voice of Customer dan backlog. Tahap Measure mengumpulkan data; rapat kelompok untuk mengidentifikasi masalah dengan grafik Pareto, proses lead-time dan defect. Tahap Analyze menemukan akar masalah dengan fishbone dan FMEA. Untuk menghilangkan limbah, perbaikan dilakukan melalui beberapa simulasi skenario perbaikan: menggabungkan aktivitas yang sama antara pejabat pembuat komitmen dengan staf pemeliharaan, menggunakan formulir perawatan, dan memindahkan kantor dinas pengadaan langsung ke kantor pembuat komitmen menjadi unit pengadaan. . Perbaikan telah berhasil dilaksanakan pada proses Pengadaan selama bulan Januari 2017 sampai dengan bulan Maret. Pengadaan dokumen pengerjaan lead time telah meningkat 35 persen, dari 19,18 hari menjadi 12,4 hari. Nilai Cp juga meningkat 119 persen dari 0,27 menjadi 0,60. Nilai Cpk meningkat 42 persen dari 0,49 menjadi -0,29. Tingkat Sigma dalam proses pengadaan naik dari 602 persen 0,2 menjadi 1,1. Kenaikan signifikan terjadi pada The Voice of Customer terutama pada variabel kecepatan dari 2,06 menjadi 2,67, sekitar 30 persen. Nilai kualitas juga meningkat 8 persen dari 2,67 menjadi 2,89. Dengan peningkatan ini, peluang produksi kerugian senilai Rp 1.342.432.000,00. Selain itu, pemantauan bulanan diterapkan untuk mengendalikan konsistensi kinerja terus-menerus di masa depan.