digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2017 DS PP FEBRIAN HADINATA 1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Kurangnya kajian mengenai settlement menyebabkan besarnya ketidakpastian dalam desain dan monitoring landfill di Indonesia. Settlement sering diabaikan dalam desain, sehingga estimasi umur pakai landfill menjadi under-estimate.Mekanisme dalam settlementsampah di landfill meliputi kompresi segera dan kompresi sekunder, yang terlihat dalam perilaku kompresibilitas sampah.Parameter yang digunakan adalah rasio kompresi segera (Cc’) yang menggambarkan perilaku kompresi pada fase kompresi segera, dan rasio kompresi sekunder (Cα) yang menggambarkan perilaku kompresi pada fase rayapan mekanik dan biokompresi. Terdapat empat jenis model estimasi settlementlandfill berdasarkan nilai Cc’, Cα, geometri timbunan dan waktu, meliputi: model berbasiskan Mekanika Tanah, model empiris, model rheologi dan model terkait biodegradasi.Penelitian yang dilakukan meliputi pengukuran kompresibilitas sampah dengan alat sel kompresi dan simulasi settlement sampah di landfill pada lisimeter. Pengembangan model estimasi settlement sampah dilakukan dengan memasukkan faktor settlement awal pra penambahan lapisan sampah. Untuk mengetahui perilaku kompresibilitas sampah pada skala laboratorium, sebuah alat sel kompresi dibuat dengan diameter dan tinggi mould sebesar 350- dan 500-mm. Uji kompresi dilakukan dengan tekanan awal dan penambahan tekanan sesuai dengan penambahan tekanan yang diterima sampah akibat berat sendiri lapisansampah yang berada di atasnya. Uji dilakukan pada sampelsampah kertas dengan kepadatan tinggi (KertasHD), sampah kertas dengan kepadatan sedang (KertasMD), dan sampah kompos dengan kepadatan sedang (KomposMD). Kertas mewakili sampah organik yang masih segar dengan pori yang besar, sedangkan kompos mewakili sampah yang telah terdegradasidengan ukuran dan struktur pori yang lebih kecil. Air lindi diperbolehkan untuk keluar dari alat sel kompresi. Uji dilakukan dengan acuan standar uji ASTM D2435–96–Standard Test Method for One–DimensionalConsolidation Properties of Soils.Dari hasil uji di sel kompresi, didapatkan nilai Cc’ untuk KertasHD, KertasMD dan KomposMD, masing-masing sebesar 0,0696; 0,2949 dan 0,0932. Sedangkan nilai Cα untuk KertasHD, KertasMD dan KomposMD, masing-masing sebesar 0,0056; 0,0211 dan 0,0060.Hasil uji menunjukkan adanya hubungan antara densitas awaldan komponen terhadap kompresibilitas sampah. Tiga lisimeter dengan diameter 820 mm dan tinggi masing-masing sebesar 2000-, 3000- dan 2000-mm disiapkan untuk mensimulasikan settlement sampah di landfill.Sampel sampah merupakan sampah perkotaanyang diambil dari salah satu TPS di kota Bandung.Tiga lapisan sampel sampah dimasukkan ke dalam lisimeter, dengan jeda waktu input sampel ke lisimeter antar lapisan adalah dua hari. Komposisi sampel sampah didominasi oleh sisa makanan, kertas, plastik dan daun. Sampel mengandung kadar air dan bahan organik yang tinggi, dengan kadar air sebesar 69,05% (% berat basah) dan kadar volatil sebesar 78,72% (% berat kering). Kepadatan (bulk) sampah di lisimeter berkisar antara 0,41 s.d 0,64 ton/m3. Tiga varian sampel di tiga lisimeter, adalah:sampah organik dengan tinggi setiap lapis sekitar 35 cm (MSWorganik), sampah campur dengan tinggi setiap lapis sekitar 70 cm (MSWcampur-h1) dan, sampah campur dengan tinggi setiap lapis sekitar 35 cm (MSWcampur-h2).Air hujan dan lindi diperbolehkan untuk masuk dan keluar dari lisimeter. Uji dilakukan dengan acuan standar uji ASTM D2435-96.Dari hasil pengukuran, didapatkan nilai Cc’ untuk sampel MSWorganik, MSWcampur-h1 dan MSWcampur-h2, masing – masing sebesar 0,4177; 0,3917 dan 0,3615. Sedangkan nilai Cα untuk sampel MSWorganik, MSWcampur-h1 dan MSWcampur-h2, masing-masing sebesar 0,0602; 0,0887 dan 0,0586.Nilai rasio kompresi (Cc’ dan Cα) sampel sampah termasuk tinggi, disebabkan oleh kadar air dan kandungan organik sampel yang tinggi. Komposisi organik mempengaruhi perilaku sampah yang menjadi lebih kompresibel.Tinggi lapisan juga berbanding lurus dengan kompresibilitas sampah. Dari hasil simulasi settlement sampah di lisimeter, diketahui adanya settlementawal sampah yang cukup besar sebelum penambahan tekanan/lapisan sampah dilakukan, antara 10 - 17%. Sehingga dilakukan modifikasi pada model estimasi settlement, dengan memasukkan faktor settlement sebelum penambahan lapisan sampah. Hasil deteksi menunjukkan bahwa settlement awal merupakan sebuah model regresi linier dari regangan (settlement per tinggi awal) vs logaritma waktu. Persamaan settlement awal merupakan kombinasi dari dua parameter baru yang diusulkan yaitu; rasio kompresi awal (C0) yang terikat dengan parameter logaritma waktu, dan konstanta (a) yang mencerminkan regangan pada saat t = 1 hari. Sehingga, model estimasi settlement yang semula merupakan kombinasi dari settlement pada fase kompresi segera dan fase kompresi sekunder, menjadi kombinasi dari settlement pada fase kompresi awal, fase kompresi segera dan fase kompresi sekunder. Modifikasi inimampu menurunkan selisih antara settlementsampah hasil estimasi dan hasil pengukuran di lisimeter.