digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Saponin dari tanaman Panax notoginseng telah diteliti memiliki aktivitas hepatoprotektif. Tanaman oyong (Luffa acutangula (L.) Roxb) telah diteliti mengandung senyawa saponin yaitu akutosida A-G. Tujuan penelitian ini adalah pengembangan metode fraksinasi komponen saponin dari daging biji oyong dan menguji aktivitas hepatoprotektifnya terhadap tikus fibrosis hati yang diinduksi dengan CCl4. Simplisia daging biji oyong (Luffa acutangula (L.) Roxb) diekstraksi dengan etanol 96% kemudian difraksinasi dengan nheksana dan n-butanol. Saponin ditentukan dengan penetapan indeks ikan dan indeks hemolisis. Tikus Wistar jantan dibagi menjadi enam kelompok, terdiri atas kelompok normal (diberi minyak zaitun i.p. dua kali seminggu), kelompok kontrol (diberi CMC-Na 0,1% p.o. dan CCl4 40% dalam minyak zaitun i.p.dua kali seminggu), kelompok pembanding (silymarin 0,625 g/kg bb p.o dan CCl4 40% i.p. dalam minyak zaitun dua kali seminggu), dan tiga kelompok uji (diberi fraksi saponin dosis 10 mg/kg bb p.o. dua kali seminggu, dosis 20 mg/kg bb p.o. dua kali seminggu, dan 20 mg/kg bb p.o. setiap hari dan CCl4 40% i.p. dalam pembawa minyak zaitun dua kali seminggu) selama 8 minggu. Aktivitas hepatoprotektif ditentukan dengan pengukuran aktivitas enzim SGPT, SGOT, ALP, LDH dan kadar bilirubin total. Indeks ikan menunjukkan bahwa fraksi n-butanol memiliki kandungan saponin total yang lebih besar (12.500) dibanding fraksi air (1.250), fraksi n-heksana (400) dan ekstrak etanol (6.250). Penentuan dengan indeks hemolisis juga menunjukkan bahwa fraksi n-butanol memiliki perbandingan relatif saponin total lebih besar (2,00) dibandingkan dengan fraksi air (1,33), fraksi n-heksana (1,11) dan ekstrak etanol (1,18). Fraksi saponin Luffa acutangula dengan dosis 10 mg/kg bb dua kali seminggu, 20 mg/kg bb dua kali seminggu dan 20 mg/kg bb setiap hari dapat menurunkan aktivitas enzim SGPT secara bermakna terhadap kelompok kontrol pada minggu ke-6 dan ke-7, tapi tidak berbeda bermakna pada minggu ke-8. Ketiga dosis uji tersebut juga menurunkan aktivitas SGOT, ALP, LDH dan kadar bilirubin total tapi tidak berbeda bermakna. Kandungan saponin total dalam fraksi n-butanol paling besar dibandingkan dengan fraksi air, fraksi n-heksana dan ekstrak etanol. Pemberian fraksi saponin daging biji oyong (Luffa acutangula (L.) Roxb pada dosis 10 mg/kg bb dua kali seminggu, 20 mg/kg bb dua kali seminggu, dan 20 mg/kg bb setiap hari menunjukan efek hepatoprotektif pada tikus Wistar jantan yang diinduksi dengan CCl4.