digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yoshino et al. (2017) menunjukkan bahwa penggunaan model mata uang keranjang yang optimal dapat menghasilkan tingkat PDB yang lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan rezim nilai tukar mengambang bebas yang saat ini diterapkan oleh Indonesia. Namun, hanya ada dua mata uang yang mungkin tidak mewakili situasi sebenarnya di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pengaturan mata uang keranjang yang optimal untuk Indonesia jika lebih dari dua mata uang dimasukkan ke dalam keranjang. Mata uang yang dimasukkan ke dalam mata uang keranjang berasal dari mitra dagang utama Indonesia, seperti China, Singapura, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Data akan dikumpulkan dari metadata Bank Dunia dan Bank Indonesia dari tahun 1998 sampai 2015. Bobot mata uang akan dirumuskan dengan menggabungkan model hubungan nilai tukar dan fungsi volatilitas PDB. Nilai yang diharapkan dari bobot optimal setiap mata uang akan disimulasikan dengan menggunakan Two-Stage Least Square Regression (2SLS) dan langkah terakhir adalah menguji volatilitas PDB dengan membandingkan standar deviasi antar rezim nilai tukar. Selain itu, hasil mata uang kartun basket yang diusulkan dapat mengurangi volatilitas PDB Indonesia.