digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2015 TA PP ASTRI YULMARLIANI S 1 - COVER.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2015 TA PP ASTRI YULMARLIANI S 1 - BAB 1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2015 TA PP ASTRI YULMARLIANI S 1 - BAB 2.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2015 TA PP ASTRI YULMARLIANI S 1 - BAB 3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2015 TA PP ASTRI YULMARLIANI S 1 - BAB 4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2015 TA PP ASTRI YULMARLIANI S 1 - BAB 5.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2015 TA PP ASTRI YULMARLIANI S 1 - PUSTAKA.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Studi mengenai green corrosion inhibitor sedang marak dikembangkan sebagai salah satu alternatif inhibitor korosi organik. Teh hijau memiliki kandungan catechin yang dapat dikembangkan sebagai inhibitor korosi hijau (green corrosion inhibitor). Senyawa catechin yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil isolasi dari teh hijau perkebunan teh di Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa catechin yang terkandung dalam teh hijau, kemudian menguji daya inhibisi korosi senyawa catechin pada baja karbon dalam larutan NaCl 1% jenuh gas CO2. Teknik pemisahan dan pemurnian dilakukan dengan metode ekstraksi cair-cair. Pada tahap isolasi diperoleh ekstrak teh hijau dengan rendemen 10,91%, namun masih mengandung senyawa lain sehingga dilakukan pemurnian lebih lanjut. Tahap pemurnian menghasilkan senyawa catechin dan kafein, catechin yang diperoleh berupa kristal berwarna coklat dengan rendemen 66,92%, sedangkan kafein uang diperoleh berupa padatan berwarna kuning muda dengan rendemen 4,39%. Analisis dan penentuan struktur senyawa hasil isolasi dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT), High Performance Liquid Chromatography (HPLC), spektroskopi IR, Liquid Chromatography-Mass Spectroscopy (LC-MS), dan spektroskopi 1H-NMR. Hasil analisis menunjukkan bahwa catechin dan kafein berhasil diisolasi, hal ini dikuatkan dengan puncak yang dihasilkan pada spektroskopi massa yaitu pada [M+H]+ 459,31 untuk catechin jenis epigallocatechin gallate (EGCG), serta [M+H]+ 195,16 untuk senyawa kafein. Daya inhibisi korosi ekstrak teh, catechin dan kafein terhadap baja karbon dalam lingkungan NaCl 1% yang dijenuhkan CO2 diuji menggunakan metode EIS (Electrochemical Impedance Spectroscopy) dan ekstrapolasi Tafel pada temperatur 30, 45, dan 60 0C dengan konsentrasi 200, 400, 600, 800, dan 1000 ppm untuk ekstrak teh hijau, kemudian 10, 25, 50, 75, dan 100 ppm untuk senyawa catechin dan kafein. Senyawa ekstrak teh hijau mempunyai efisiensi inhibisi maksimum pada temperatur 60 0C sebesar 86,46% dengan konsentrasi 1000 ppm. Sedangkan catechin mempunyai efisiensi inhibisi maksimum pada temperatur 45 0C sebesar 67,80% dengan konsentrasi 100 ppm dan nilai efisiensi inhibisi maksimum senyawa kafein pada temperatur 45 0C sebesar 49,79% dengan konsentrasi 100 ppm. Nilai energi bebas Gibbs adsorbsi, Gads, pada temperatur 45 0C untuk catechin dan kafein secara berturut-turut sebesar -38,11 kJ/mol dan -33,13 kJ/mol, yang menunjukkan bahwa proses adsorpsi kedua senyawa tersebut pada permukaan baja karbon dalam lingkungan NaCl 1% jenuh CO2 berlangsung secara semi-fisika atau semi-kimia. Hasil pengukuran dengan ekstrapolasi Tafel menunjukkan bahwa ekstrak teh hijau dan kafein bekerja sebagai inhibitor anodik, sedangkan senyawa catechin sebagai inhibitor ohmik.