digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ANGKIK SUCIM USTIKASARI.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

Kota Bandung ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dalam sistem perkotaan nasional. Kota Bandung tidak hanya ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional namun juga menjadi kota inti Bandung Raya. Sebagai kota inti, membuat perkembangan Kota Bandung makin pesat, dan mendorong Kota Bandung untuk menciptakan pusat kota lain. Bandung Timur terpilih sebagai pusat kota kedua, serta dalam Peraturan Daerah Kota Bandung no 10 tahun 2015 menyatakan bahwa SWK Gedebage terpilih sebagai kawasan teknopolis. Kawasan Teknopolis Gedebage adalah Kawasan/Kota yang mendukung kolaborasi antara akademisi, pemodal dan pemerintah yang bertujuan meningkatkan produktifitas ekonomi yang berbasis teknologi dan informasi. Kawasan Teknopolis Gedebage merupakan proyek besar dan menjadi penggerak dalam pengembangan wilayah Bandung Timur. Pusat-pusat kegiatan baru direncanakan akan dibangun di Kawasan Teknopolis Gedebage seperti perumahan, perkantoran, pusat ekonomi bahkan pusat pengembangan teknologi. Menanggapi permasalahan Bandung Timur saat ini salah satunya adalah masalah transportasi, serta melihat potensi perkembangan di Kawasan Teknopolis Gedebage membuat transportasi Bandung Timur menjadi prioritas dalam perencanaan Kota Bandung. Peneliti tertarik untuk mengetahui preferensi masyarakat terdahap angkutan umum untuk Kawasan Teknopolis Gedebage. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Sumber data yang diperoleh melalui kuesioner yang disebar pada masyarakat Kecamatan Gedebage dengan teknik probability sampling, instansi-instansi pemerintah, serta hasil observasi. Temuan studi yang didapat adalah ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang melayani Kecamatan Gedebage masih sangat kurang, dari 100 sampel masyarakat Kecamatan Gedebage tidak ada satu orang pun yang menggunakan angkutan umum untuk melakukan perjalanan rutin saat ini, penghitungan model gravitasi menunjukan pergerakan terbanyak antara Kecamatan Gedebage dengan Kecamatan Cicendo sebanyak 34,030 pergerakan orang/hari. Dapat disimpulkan Kecamatan Gedebage membutuhkan moda angkutan umum baru untuk melayani Kawasan Teknopolis Gedebage dan sekitarnya, trayek dari angkutan tersebut mengarah ke Kecamatan Cicendo sebagai kecamatan dengan pergerakan terbanyak, urutan pelayanan angkutan dari yang paling dibutuhkan masyarakat adalah kenyamanan, tarif, ketepatan waktu, kemudahan akses, keamanan dan kelengkapan fasilitas. Sistem angkutan umum baru yang direncaakan adalah bus kapasitas 30 orang. Terdapat dua trayek yaitu Gedebage – Cicendo via Soekarno Hatta dan Gedebage – Cicendo via Gedung Sate dengan armada yang diperlukan disesuaikan dengan skenario 40%, 50%, dan 60% penumpang dari jumlah keseluruhan yaitu 17, 21, dan 25 buah armada.