digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TS PP WAHONO 1-COVER.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2007 TS PP WAHONO 1-BAB 1.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2007 TS PP WAHONO 1-BAB 2.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2007 TS PP WAHONO 1-BAB 3.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2007 TS PP WAHONO 1-BAB 4.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2007 TS PP WAHONO 1-BAB 5.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2007 TS PP WAHONO 1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

Glukosa merupakan sumber energi utama yang dibutuhkan oleh tubuh, juga sebagai substrat primer bagi penyedian energi di otak. Penentuan kadar glukosa dalam otak perlu dilakukan dalam memahami metabolisme glukosa untuk kepentingan klinis. Pembuatan sensor glukosa yang didasarkan atas tipe pertama dari generasi biosensor telah banyak dilakukan. Pada penelitian ini, sensor glukosa berbasis generasi biosensor tipe pertama yang terdiri dari pelapisan kompleks rutenium dan membran permselektif poli (o-fenilendiamina), dengan dua teknik immobilisasi enzim telah dievaluasi. Elektroda serat karbon yang dilapisi rutenium dapat meningkatkan sensitivitas pengukuran hidrogen peroksida yang dapat mencapai tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan elektroda serat karbon tak terlapis. Peningkatan secara optimal ini dicapai pelapisan rutenium dengan memberikan potensial tetap -500 mV terhadap Ag/AgCl selama 15 menit dalam larutan rutenium pH 4,5. Membran perm selektif dilapiskan di atas rutenium dengan proses elektropolimerisasi dari monomer o-fenilendiamina pada +700 mV terhadap Ag/AgCl. Kinerja optimal dari membran ini untuk selektivitas hidrogen peroksida dan penghalangan asam askorbat dicapai saat dilakukan elektroplimerisasi selama 30 menit. Lapisan enzim dievaluasi dengan membandingkan dua teknik imobilisasi yang berbeda; proses deposisi satu tahap dan tahap terpisah. Pada penelitian ini, kedua teknik ini tidak menunjukkan respon adanya glukosa walaupun pada pengerjaan sebelumnya, didapatkan respon yang sama untuk tiga konsentrasi glukosa yangberbeda dengan teknik imobilisasi satu tahap. Sebagai perbandingan, sensor glukosa lain dibuat dengan tipe biosensor generasi ke-dua, respon yang didapatkan mempunyai korelasi positif dengan konsentrasi. Proses elektrokimia dari pembuatan sensor glukosa telah menunjukkan peningkatan sensitivitas pengukuran hidrogen peroksida dan penghalangan asam askorbat. Sementara itu, aspek enzimatik masih perlu untuk ditingkatkan. Studi lanjut untuk proses ini masih diperlukan untuk meningkatkan kinerja sensor.