digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pulau Gee merupakan daerah Kuasa Pertambangan (KP) milik PT. Aneka Tambang, Tbk. yang secara administratif terletak di Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara, dengan luas sekitar 200 Ha. Metodologi penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah studi literatur dan pengumpulan data sekunder berupa data hasil pemboran eksplorasi dari PT. Aneka Tambang, Tbk. Data assay dibagi menjadi 3 (tiga) zona yaitu Limonit Ore Zone (LOZ), Low Saprolit Ore Zone (LSOZ) dan High Saprolit Ore Zone (HSOZ) yang terbagi ke dalam 2 (dua) blok yaitu Blok Utara dan Selatan. Variabel yang digunakan dalam pemodelan adalah kadar Ni, Fe, Co, SiO2, CaO dan MgO, serta variabel geometri seperti ketebalan, kemiringan lereng, dan akumulasi kadar Ni. Pemodelan dilakukan dengan metode geostatistik multivariabel. Analisis yang dilakukan meliputi statistik deskriptif, variogram dan cross-variogram serta metode geostatistik dengan membandingkan hasil estimasi dan nilai varians estimasi dari metode ordinary kriging (OK) dan ordinary cokriging (COK). Analisis struktur dilakukan pada pasangan data multivariabel dengan korelasi spasial kuat dengan nilai koefisien > 0.75 dan < -0.75, serta pada pasangan data multivariabel dengan korelasi spasial yang lemah dengan nilai koefisien < 0.75 dan > -0.75. Nilai koefisien tersebut dihasilkan berdasarkan struktur variogram dan cross-variogram yang proporsional dan tidak proporsional serta crossvariogram dengan pure nugget yang berfluktuasi di sekitar nilai 0 (nol) dan crossvariogram pure nugget dengan nilai tidak sama dengan 0 (nol). Dari hasil analisis, didapatkan bahwa pasangan data multivariabel yang memiliki korelasi kuat secara statistik maupun spasial pada skala mikro dengan range 0-25 m dan skala lokal dengan range 25-100 m adalah Fe - MgO, Fe - SiO2 dan akumulasi kadar Ni - ketebalan pada semua zona di Blok Utara dan Selatan. Dari hasil perbandingan nilai varians estimasi kriging dan cokriging pada struktur spasial yang proporsional dan tidak proporsional, nilai varians cokriging akan lebih kecil dari kriging jika nilai nugget effect dari cross-variogramnya lebih kecil dari variogram variabel primer. Konfigurasi sebaran data juga akan berpengaruh terhadap nilai varians estimasi, dimana pada konfigurasi data yang rapat (0-25 m) nilai varians estimasi kriging cenderung lebih kecil daripada varians estimasi cokriging. Sedangkan pada konfigurasi data yang kurang rapat (25-100 m), nilai varians estimasi cokriging cenderung lebih kecil daripada varians estimasi kriging. Pada kasus tertentu dimana struktur cross-variogram menghasilkan pure nugget yang berfluktuasi di sekitar nilai 0 (nol) akan didapatkan nilai varians estimasi kriging sama dengan varians estimasi cokriging. Sedangkan pada struktur crossvariogram pure nugget yang nilainya tidak sama dengan 0 (nol), nilai varians estimasi kriging akan selalu lebih kecil daripada varians estimasi cokriging.