digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Hujan lebat yang terjadi di DAS Bengawan Solo pada tanggal 25-26 Desember 2007 menyebabkan banjir terbesar sejak tahun 1963. Pengamatan hujan harian mencatat adanya hujan lebat mencapai 80-120 mm merata di seluruh DAS dalam sehari. Analisis mengenai karakteristik hujan melalui kondisi perawanannya dilakukan menggunkan data tbb MTSAT IR1. Beberapa data pendukung digunakan untuk membantu menganalisis mekanisme yang terjadi. Metode Tracking of Organized Convective Algorithm Trough a 3D Segmentation (TOOCAN) akan digunakan untuk menganalisis kemunculan sel baru dari sebuah system awan kumulonimbus. Karakteristik luas dan siklus hidup dari sebuah awan kumulonimbus juga dapat diidentifikasi dari metode tersebut. Kemudian untuk menganalisis proses dan karakteristik hujan akan digunakan ciri dan model konseptual dari teori awan kumulonimbus. Identifikasi menunjukkan adanya hujan konvektif pada waktu malam hari yang turun di seluruh DAS Bengawan Solo. Hujan konvektif tersebut merupakan hujan dari Mesoscale Convective System (MCS) dengan mekanisme cold pool. Adanya cold pool ini mengakibatkan dalam satu MCS terdapat beberapa kali pertumbuhan sel konvektif. Hal inilah yang membuat durasi waktu hujan sangat lama sehingga mengakibatkan banjir.