digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Studi ini membahas tentang model perubahan morfologi dasar laut di sekitar pemecah gelombang oleh angkutan sedimen yang digerakkan oleh gelombang dan arus dekat pantai. Persamaan yang digunakan dalam model ini adalah persamaan kemiringan landai yang dideskritisasi menggunakan metoda beda hingga dengan skema staggered grid. Pola penjalaran gelombang menuju pantai memperlihatkan adanya superposisi antara gelombang datang dan gelombang pantul yang terjadi di depan struktur pemecah gelombang, dengan pembesaran tinggi gelombang menjadi 7,1 cm sekitar 60% terhadap tinggi gelombang di tempat yang sama tanpa adanya pemecah gelombang. Sementara tinggi gelombang maksimum di belakang pemecah gelombang terjadi penurunan menjadi 2,2 cm sekitar 48,8% bila dibandingkan dengan tanpa adanya struktur pemecah gelombang. Pola sirkulasi arus dapat digambarkan secara baik oleh model arus di sekitar pantai. Hasil model arus tanpa pemecah gelombang dengan sudut datang gelombang 0o memperlihatkan tidak terjadinya arus sejajar pantai, sedangkan dengan sudut datang gelombang 30o dan 45o menghasilkan arus sejajar pantai. Sementara pada skenario dimana teradapat pemecah gelombang, terlihat adanya pola arus yang berputar (eddies) dibelakang pemecah gelombang. Semakin besar sudut datang gelombang, pola perputaran arus di belakang pemecah gelombang semakin bergeser ke arah yang terhalang dari arah penjalaran gelombang akibat dorongan dari arus sejajar pantai yang terbentuk. Hasil model perubahan morfologi dasar laut memberikan hasil yang cukup baik dengan tingkat kesalahan sekitar 14,42% bila dibandingkan dengan Model Watanabe, dkk (1986) untuk kasus dimana terdapat pemecah gelombang dan sudut datang gelombang tegak lurus garis pantai. Secara umum terlihat adanya proses pembentukan tombolo akibat adanya pendangkalan yang terjadi di belakang pemecah gelombang. Semakin besar sudut datang gelombang, daerah pendangkalan semakin bergeser ke arah yang terhalang dari arah penjalaran gelombang.