digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kampung Sanan di Kota Malang merupakan kampung kota yang telah ada sejak masa kolonial. Pada awal mulanya, hunian di kampung ini hanya digunakan untuk tempat tinggal, namun kemudian penduduk mulai menggunakan hunian mereka untuk memproduksi serta menjual tempe dan keripik tempe, dan saat ini Kampung Sanan telah menjadi sentra industri tempe. Tempe dan keripik tempe telah menjadi produk makanan unggulan Kota Malang, oleh karena itu Kampung Sanan menjadi sangat penting bagi kota ini. Pemanfaatan hunian untuk kegiatan usaha memungkinkan terjadinya perubahan dan pengurangan pada ruang untuk tempat tinggal serta mempengaruhi kualitas ruang hunian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pola pemanfaatan ruang dan perubahannya akibat adanya fungsi tambahan sebagai tempat industri rumah tangga, mengidentifikasi perubahan pada fasade hunian karena pengaruh kegiatan usaha, mengidentifikasi faktor-faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi pola pemanfaatan ruang dan perubahannya, dan untuk mengidentifikasi peningkatan atau penurunan kualitas ruang hunian akibat adanya industri rumah tangga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner, melakukan wawancara, penggambaran denah hunian dan pengambilan foto hunian. Untuk menilai tingkat kesehatan pada hunian, digunakan modul Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2004 untuk perumahan secara umum yang mengevaluasi 14 variabel. Pada proses analisis, selain dilakukan analisis kualitatif juga dilakukan analisis data statistik untuk memperkuat tingkat objektivitas dan validitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar dari pemilik hunian tidak melakukan perubahan pada huniannya. Pemanfaatan ruang-ruang domestik untuk kegiatan usaha umumnya dilakukan oleh pemilik hunian, baik yang melakukan perubahan maupun yang tidak melakukan perubahan. Dengan kata lain, penghuni memilih beradaptasi terhadap kegiatan usaha daripada melakukan perubahan untuk memisahkan ruang tempat tinggal dengan ruang kerja. Untuk perubahan hunian, yang dilakukan penghuni adalah perluasan ruang, menambah ruang, menambah dinding, atau mengubah fungsi ruang. Alasan melakukan perubahan adalah untuk perkembangan usahanya, bukan untuk memberikan kondisi yang nyaman untuk bertempat tinggal bagi anggota keluarga ataupun untuk menunjukkan status penghuninya. Pola pemanfaatan ruang dan perubahan pada ruang-ruang hunian dipengaruhi baik oleh faktor ekstenal maupun faktor internal. Untuk faktor ekternal, adanya perubahan tren pada produk seperti rasa, bentuk dan kemasan telah meningkatkan permintaan dan menambah kegiatan usaha, sehingga dibutuhkan ruang kerja yang lebih luas. Selain itu, perkembangan infrastruktur memberikan kemudahan akses bagi distribusi barang dan pengunjung. Sedangkan untuk faktor internal, tingkat pendidikan penghuni dan tingkat pendapatan bernilai penting, karena pemilik usaha yang lebih tinggi tingkat pendidikannya dan/atau lebih tinggi tingkat pendapatannya telah memperbanyak jenis kegiatan usaha mereka. Kepemilikan tanah dan hunian memberikan pengaruh tidak langsung pada perubahan ruangruang hunian. Pemilik yang mengembangkan kegiatan usahanya dengan membuka toko/showroom telah melakukan perubahan pada fasade huniannya. Penilaian hunian dengan menggunakan modul Susenas untuk perumahan secara umum menunjukkan bahwa hampir seluruh hunian responden memiliki nilai baik atau sedang: ini mengindikasikan bahwa kegiatan industri rumah tangga tidak menyebabkan hunian-hunian tersebut menjadi tidak sehat. Berdasarkan hasil observasi, sebagian besar pemilik usaha telah berusaha untuk meminimalkan dampak negatif dari kegiatan produksi tempe dan keripik tempe seperti asap, uap panas dan bau, sedangkan limbah hasil produksi digunakan untuk makanan ternak sapi.