digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Korosi temperatur tinggi adalah masalah serius yang terjadi pada reformer tube karena reformer tube beroperasi pada lingkungan yang sangat korosif. Reformer tube biasanya terkorosi melalui oksidasi, sulfidasi, dan molten salt corrosion. Molten salt corrosion terjadi melalui pembentukan alkali metal trisulfate sebagai hasil reaksi antara deposit alkali sulfat dari pembakaran batu bara dengan base metal. Proses korosi yang terjadi akan lebih parah lagi ketika deposit pada permukaan reformer tube mengandung NaCl yang berasal dari air laut.Melalui beberapa pengujian dan karakterisasi, mekanisme korosi temperatur tinggi pada reformer tube dipelajari pada penelitian ini. Serangan molten salt corrosion disimulasikan melalui pelapisan spesimen reformer tube dengan deposit campuran garam Na2SO4, K2SO4, dan NaCl. Spesimen dipanaskan pada temperatur 950 oC dan waktu pemanasan divariasikan selama 12, 24, dan 36 jam. Kelakuan korosi yang terjadi pada reformer tube tersebut kemudian diamati melalui perubahan berat, metalografi, kedalaman serangan korosi, dan komposisi kimia produk korosi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan variasi komposisi deposit garam dan lama waktu pemanasan, terjadi perbedaan laju korosi pada spesimen. Korosi paling parah terjadi pada spesimen yang dilapisi deposit garam dengan komposisi 80% Na2SO4/ 10% K2SO4/ 10 % NaCl setelah dipanaskan selama 36 jam. Penambahan berat yang terjadi pada spesimen ini sebesar 0,813 gr/cm2 dan kedalaman serangan korosinya sebesar 1,44 mm. Serangan korosi yang disebabkan oleh lelehan garam sulfat dan klorida terlihat sebagai bentuk intergranular. Serangan intergranular ini terjadi sebagai akibat serangan sulfur dan klor terhadap karbida primer di batas butir.