digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. adalah penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia dengan portfolio bisnis barunya Telekomunikasi, Informasi, Media dan Edutainment (TIME). Pada proses bisnis Telkom, fungsi supply management sangat berkontribusi pada penciptaan nilai bisnis, terutama dalam menentukan supplier yang berkualitas serta mewujudkan visinya menjadi supply manajemen kelas dunia. Isu bisnis yang dihadapi terkait proses supply management adalah Sub‐Direktorat Supply Planning and Control (SPC), sebagai pelaksana fungsi strategis, masih kesulitan dalam mengetahui area‐area yang membutuhkan upaya perbaikan/ peningkatan, dan dalam menyusun rencana pengembangan perusahaan. Berdasarkan analisis model strategis supply management, diketahui salah satu penyebabnya adalah belum adanya SMK yang mengukur proses supply management secara memadai. Oleh karena itu, pada tugas akhir ini dirancang sebuah SMK baru bernama Sistem Kinerja Supply Management (SKSM) yang mengukur kinerja proses supply management. SKSM merupakan perpaduan antara dua model pengukuran kinerja yaitu Balance Scorecard (BSC) dan SCOR. SKSM menggunakan 4 perspektif BSC, yaitu financial, customer/ user, internal business process, dan learning & growth yang dilengkapi dengan tujuan strategis untuk setiap perspektifnya. Dan total variable kinerja untuk keempat perspektif tersebut berjumlah 38 variabel, yaitu 13 variabel financial, 3 variabel user, 14 variabel internal business process, dan 8 variabel learning and growth. Variabel kinerja tersebut ditetapkan mengikuti model SCOR yang disesuaikan dengan model strategis supply management Telkom. Masing‐masing variable disertai dengan indikator pengukuran, cara perhitungan, dan data yang dibutuhkan. Hasil pengukuran kinerja ditampilkan dalam usulan tampilan. Keseluruhan model pengukuran tersebut dapat diimplementasikan dalam kurun waktu satu tahun sebagaimana yang telah dilaksanakan Telkom, dengan masa evaluasi per triwulan pada setiap periodenya. Selanjutnya, agar model pengukuran kinerja yang baru dapat diimplementasikan dengan baik dan mencapai proses perbaikan berkelanjutan serta perubahan fundamental yang diharapkan, maka proses pengukuran‐evaluasi‐diagnosis‐tindak lanjut untuk setiap variabel hendaknya dilakukan secara terus menerus. Selain itu, aspek SMK saat ini, sistem pelaporan dan kebutuhan sumber daya, sosialisasi dan pelatihan, serta dashboard, juga perlu diperhatikan pada saat implementasi SKSM. Sehingga ketidaksesuaian baik pada hasil atau model ukuraan kinerja dapat terdeteksi dengan cepat.