digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Saat ini dunia pendidikan di Indonesia sedang dihadapkan pada tantangan globalisasi. Sekolah di Indonesia harus bersaing dengan berbagai sekolah di dan dari luar negeri. Pada saat dituntut untuk memberikan yang terbaik di tengah kompetisi, ternyata dunia pendidikan di Indonesia belum memberikan performansi yang memuaskan. Proses bisnis merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap performansi, selain faktor sumber daya manusia, sumber daya fisik, kontrol kualitas, dan ketersediaan informasi. Tanpa perencanaan proses bisnis yang baik, aktualisasi proses seperti pengaturan sumber daya, informasi, dan kontrol kualitas tidak akan efektif dan efisien. Performansi sekolah dipengaruhi oleh aktivitas akademik sebagai fungsi utama dan fungsi pendukung seperti fungsi Teknologi Informasi (TI), Keuangan, Fasilitas, SDM, dan Pemasaran. Dalam proyek akhir ini, analisis diawali dari fungsi utama Akademik, kemudian dilanjutkan pada salah satu fungsi pendukungnya saja, yakni fungsi TI. Proyek akhir ini juga melakukan studi kasus pada fungi TI Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB). Dari hasil analisis, diketahui bahwa performansi dari fungsi TI SBM ITB belum optimal yang disebabkan oleh proses bisnis yang tidak efektif. Pada proyek akhir ini dirancang suatu proses bisnis untuk pendidikan lanjut yang telah mengikuti standar internasional, yang dapat membantu fungsi TI SBM ITB dan sekolah lainnya untuk mencapai visi sebagai universitas kelas dunia. Perancangan proses bisnis ini menggunakan standar internasional European Quality Improvement System (EQUIS) dan Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) sebagai panduan. Proses bisnis ini diberi nama Integrated Business Process for Education System (IBEST).Dalam menerapkan IBEST diperlukan suatu rencana implementasi yang matang. IBEST dapat diterapkan dengan pendekatan paralel, proses bisnis lama dan baru berjalan bersamaan sampai pada saat tertentu di mana proses bisnis lama benar-benar ditinggalkan. Penerapan IBEST juga membutuhkan komitmen penuh dari tingkat manajemen, sosialisasi, komunikasi dua arah, pelatihan, dan sumber daya.