digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Terdapat suatu bentuk kegagalan yang ditemukan yaitu keretakan pada bagian dalam rotary dryer, tepatnya disekitar sambungan lasan shell dengan sekat-sekat, retakan ini menunjukan kegagalan lelah. Untuk mencegah dan menghindari kegagalan yang sama terulang kembali maka perlu dilakukan studi analisis untuk mencari akar penyebab kegagalan rotary dryer. Melalui studi ini diharapkan fenomena retakan dapat dipahami dan diharapkan akar penyebab terjadinya fenomena retakan ini dapat diketahui. Tujuan akhir yang diharapkan adalah alternatif penanganan terhadap fenomena kegagalan rotary dryer dan memberikan rekomendasi mengenai langkah pencegahan yang diperlukan. Dalam penulisan ini dilakukan studi pustaka mengenai kegagalan dan penyebab kegagalan pada rotary dryer. Analisis pembebanan dan tegangan yang terjadi juga dilakukan untuk mendapatkan performa rotary dryer pada kondisi pembebanan normal. Beban yang digunakan adalah beban maksimum sebesar 20 ton. Putaran yang dilakukan dalam analisis numerik ini adalah per 30 o, dimana satu siklus adalah 360 o. Pada setiap putaran tersebut didapatkan tegangan dan regangan pada titik yang sama, kemudian tegangan diskalakan untuk dimasukkan dalam histori data pada bagian fatigue ansys workbench 12. Hasil analisis dengan menggunakan analisis numerik didapatkan tegangan maksimum sebesar 42,21 MPa di atas kekuatan lelah (20 MPa), sehingga umurnya terbatas. Dimana didapatkan umur dari alat tersebut sebesar 9,3 tahun. Yang mana aktualnya kegagalan yang terjadi pada umur 8 tahun. Padahal alat ini direncanakan umurnya selama 20 tahun. Setelah dilakukan perbaikan, untuk mencegah kegagalan tidak terulang lagi dilakukan pengurangan beban menjadi 17 ton. Dimana pada beban tersebut didapat umurnya sebesar 15 tahun.