digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dago Engineering (DagoEng) adalah perusahaan konsultan enjiniring. Mayoritas konsumen DagoEng adalah perusahaan‐perusahaan yang bergerak di bidang eksploitasi Migas. Prospek bisnis konsultan cukup menarik namun bisnis ini sangat kompetitif. DagoEng harus memperhatikan kinerjanya agar dapat bertahan di dalam bisnis ini. Beberapa isu yang menghambat perkembangan DagoEng namun hingga kini belum dapat dipecahkan, yaitu: turn‐over karyawan yang tinggi, DagoEng tidak mengetahui area‐area yang membutuhkan upaya perbaikan/pengembangan, kegiatan R&D yang terlantar, inkonsistensi kualitas pekerjaan, DagoEng tidak mengetahui tingkat kepuasan konsumen, dan DagoEng kesulitan dalam meramalkan potensi pendapatan masa depan. Akar‐akar masalah diperoleh dengan memetakan isu‐isu ke dalam Current Reality Tree (CRT), yaitu: tidak memadainya sistem manajemen kinerja (SMK) DagoEng saat ini, perusahaan belum berbadan hukum, dan perusahaan belum mengunakan sistem perangkat lunak keuangan. Fokus proyek akhir diarahkan pada perancangan SMK. Untuk mengetahui faktor‐faktor yang dibutuhkan DagoEng maka pertama‐tama harus menganalisis kondisi lingkungan bisnis dan mempelajari konsep SMK yang baik. Analisis kondisi lingkungan bisnis yang dilakukan meliputi analisis eksternal (PEST & 6F) dan analisis internal (Structure, Culture, & Resource) yang kemudian dirangkum ke dalam analisis SWOT. aktor‐faktor tersebut kemudian dilihat kesesuaiannya terhadap tiga kerangka kerja SMK: BSC, Performance Prism, dan IPMS. Kerangka kerja SMK yang paling sesuai untuk DagoEng adalah IPMS. Langkah berikutnya adalah memilih variabel kinerja berdasarkan kerangka kerja IPMS. IPMS memiliki tiga perspektif, yaitu: keluaran organisasi, proses internal, dan kemampuan sumber daya. Keluaran organisasi memiliki aspek finansial dan aspek non finansial. Proses internal memiliki aspek inovasi, aspek proses kerja, aspek pemasaran. Sedangkan kemampuan sumber daya memiliki aspek sumber daya insani, aspek sumber daya teknologi dan infrastruktur, dan aspek sumber daya organisasi. Variabel kinerja kemudian dipilih untuk masing‐masing aspek tersebut, yaitu: aspek finansial 4 variabel, aspek non-finansial 4 variabel, aspek inovasi 3 variabel, aspek proses kerja 7 variabel, aspek pemasaran 3 variabel, aspek sumber daya insani 3 variabel, aspek sumber daya teknologi & infrastruktur 3 variabel, aspek sumber daya organisasi 4 variabel. Untuk masing‐masing variabel kinerja dipilih indikator pengukuran, cara perhitungan, dan data yang dibutuhkan. Hasil pengukuran kinerja ditampilkan dalam usulan tampilan. Dari analisis ditemukan bahwa masih banyak datadata dan sistem pencatatan yang belum tersedia di DagoEng sehingga kaji banding kinerja belum dapat dilakukan. Implementasi SMK di perusahaan harus memperhatikan: kesesuaian SMK baru terhadap SMK lama, penyesuaian terhadap sistem pelaporan yang diperlukan, pengalokasian sumber daya perusahaan, kegiatan sosialisasi yang harus dilakukan, dan display hasil pengukuran SMK. Pelaksanaan SMK harus mengikuti siklus Pengukuran‐Evaluasi‐Diagnosis‐ Tindak Lanjut agar dapat memacu perbaikan berkesinambungan DagoEng di dalam bisnis.