digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ibukota Niger, Niamey, telah berkembang dengan pesat beberapa tahun ke belakang. Perkembangan kota yang pesat akan membutuhkan lebih banyak air untuk memenuhi kebutuhan air baik dari sektor domestik maupun non-domestik. Daerah pinggiran kota berkembang sangat cepat, sementara suplai air tidak tersedia di kawasan ini. Pengembangan dari jaringan distribusi di Niamey harus dilakukan untuk mengakomodasi peningkatan kapasitas produksi air yang semula sebesar 80.000 m3/hari menjadi 110.000 m3/hari. Peningkatan ini dilakukan untuk menyediakan air bagi pertambahan penduduk yang akan menempati kawasan pengembangan kota bagian barat, utara dan timur Niamey. Perencanaan ini menitikberatkan pada pengembangan jaringan distribusi utama air bersih untuk kawasan timur Niamey. Pengembangan jaringan distribusi baru akan mempengaruhi jaringan distribusi eksisting. Untuk menentukan lokasi terbaik bagi pengembangan jaringan baru tersebut dan untuk memperoleh sisa tekan serta debit yang diinginkan pada sistem, sebuah model jaringan dibuat. Kebutuhan pengembangan jaringan untuk memasok air menuju daerah pelayanan baru dirancang dengan menggunakan model hidrolis jaringan. Model hidrolis jaringan eksisting dirancang dengan menggunakan EPANET, dan model tersebut dikalibrasi dengan menggunakan data yang diperoleh melalui pengukuran di lapangan untuk mendapat kondisi hidrolis yang serupa antara model komputer dengan kondisi sebenarnya di lapangan. Berdasarkan pertimbangan kondisi jaringan distribusi eksisting dan tata kota, maka direncanakan dua buah alternatif jalur perpipaan. Alternatif tersebut dievaluasi berdasarkan aspek teknis jaringan seperti sisa tekan dan debit minimum. Kedua alternatif tersebut kemudian dievaluasi berdasarkan biaya material dan konstruksi serta biaya operasinya. Dampak lingkungan digunakan sebagai salah satu kriteria dalam evaluasi alternatif. Berdasarkan evaluasi, sebuah alternatif akan terpilih sebagai alternatif terbaik pengembangan jaringan.