digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Orthogonal Frequency-Division Multiplexing (OFDM) merupakan teknik transmisi yang menggunakan banyak nilai frekuensi pembawa (multicarrier) yang saling tegak lurus (orthogonal). Pada bagian pengirim, OFDM menggunakan modulator untuk memodulasi data, serta IFFT untuk mengubah sinyal dari domain frekuensi ke domain waktu. Di bagian penerima OFDM, FFT mengubah kembali sinyal ke domain frekuensi dan demodulator melakukan demodulasi data yang diterima. Modulator-demodulator serta FFT/IFFT merupakan bagian yang dibutuhkan pada sistem OFDM Channel Coding sendiri digunakan untuk melakukan pengolahan dan pengkodean data informasi dengan serangkaian code agar dapat melindungi data dari error. Salah satu jenis pengkodean yang banyak digunakan pada Channel Coding adalah Reed-Solomon (RS) Code. RS Code dianggap salah satu jenis code dengan performansi bagus dalam mengoreksi error dan banyak digunakan pada aplikasiaplikasi telekomunikasi. Modulator dan demodulator dirancang agar dapat menjalankan modulasi dan demodulasi pada 3 skema modulasi, yaitu QPSK, 16-QAM, dan 64-QAM. FFT/IFFT yang dirancang merupakan FFT/IFFT 512 titik yang diimplementasikan menggunakan 3 tahap komputasi dengan Radix 8. Pada RS Decoder, digunakan algoritma Reformulated Inversionless Berlekamp-Massey (RiBM). ii Langkah pertama yang dilakukan dalam melakukan pemodelan OFDM dan RS Code adalah penentuan spesifikasi. Dari spesifikasi tersebut, ditentukan algoritma yang digunakan. Dari deksripsi matematis algoritma yang digunakan, dilakukan pembuatan model fungsional. Melalui hasil simulasi model fungsional OFDM, diperoleh kurva Bit Error Rate (BER) yang akan dijadikan acuan atau referensi. Kemudian hardware modeling dilakukan dengan metode bit precision. Simulasi model bit precision dilakukan untuk beberapa varian lebar bit fixed-point dan optimasi FFT/IFFT yang dapat dilakukan. Kurva BER yang diperoleh dari hasil simulasi model bit precision dianalisis dan dibandingkan dengan kurva BER referensi untuk menilai performansi model bit precision. Hasil analisis tersebut digunakan untuk menentukan lebar bit fixed-point serta optimasi FFT/IFFT yang paling baik dilakukan. Untuk RS Code, hasil komputasi model fungsional digunakan untuk menverifikasi model bit precision. Hasil perhitungan model fungsional harus sama dengan model bit precision. Seluruh desain dideksripsikan dalam kode MATLAB. Hasil simulasi menunjukkan pemodelan bit precision sistem OFDM dan RS Code mampu menghasilkan model sistem dengan performansi yang baik. Pada OFDM, untuk modulasi QPSK dan 16-QAM, saat BER bernilai 10-4, selisih nilai ebn0 bit precision dengan ebn0 model fungsional kurang dari 2 dB. Pada RS Code, hasil komputasi RS Decoder bit precision sama persis dengan RS Encoder bit precision.