digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Anodisasi merupakan proses untuk memproduksi lapisan dekoratif dan protektif pada benda yang terbuat dari aluminium dan paduannya. Proses anodisasi menghasilkan lapisan oksida pasif pada logam tertentu yang diposisikan sebagai anoda. Anodisasi dapat meningkatkan kekerasan, ketahanan terhadap korosi, resistansi listrik dan penampilan dari permukaan aluminium melalui proses pewarnaan. Untuk mendapatkan hasil proses anodisasi berupa lapisan oksida yang optimal, dibutuhkan berbagai pengaturan parameter yang tepat, diantaranya adalah jenis dan konsentrasi elektrolit, rapat arus, temperatur dan waktu proses. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari perubahan temperatur dan konsentrasi asam oksalat terhadap kekerasan dan ketebalan lapisan oksida yang terbentuk pada permukaan aluminium 7075. Larutan elektrolit yang digunakan adalah campuran asam sulfat dan asam oksalat. Konsentrasi H2SO4 dijaga konstan pada 20 w/o dengan variasi konsentrasi asam oksalat 10 gr/l, 15 gr/l dan 20 gr/l. Tegangan yang digunakan pada proses anodisasi dijaga konstan sebesar 12,5 Volt, dengan variasi temperatur elektrolit 5 oC, 10 oC, 15 oC selama 90 menit. Lapisan oksida hasil dari proses anodisasi tersebut dikarakterisasi dengan pengujian kekerasan Vickers micro-hardness dan pengukuran ketebalan dilakukan dengan menggunakan mikroskop optik dan SEM. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kenaikan temperatur akan menurunkan kekerasan lapisan, dan konsentrasi asam oksalat yang semakin tinggi akan mempertebal lapisan oksida dan memungkinkan laju pertumbuhan lapisan oksida akan lebih besar daripada laju pelarutan oleh asam. Kekerasan dan ketebalan lapisan maksimum sebesar 332 VHN dan 44 μm dicapai pada kondisi temperatur 5 0C dan konsentrasi asam oksalat 20 gr/l. Temperatur terendah dan konsentrasi asam oksalat tertinggi akan memberikan kekerasan dan ketebalan lapisan tertinggi. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menemukan kondisi yang lebih optimal.