digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1998_TS_PP_SASTRAWINATA_1.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

Globalisasi dan pendagangan bebas akan membawa dampak bagi Rumah sakit Immanuel untuk mengadakan restrukturisasi, sebagai upaya untuk meningkatkan daya saingnya menghadapi persaingan yang semakin berat pads masa yang akan datang. IGD yang merupakan cost center, perlu dikembangkan menjadi suatu Unit Bisnis Strategis, yaitu unit pelayanan kesehatan independen yang dapat dikelola sebagai suatu satuan bisnis tersendiri, agar dapat menjadi revenue center yang menghasilkan profit bagi Rumah Sakit Immanuel. Untuk membuat perencanaan strategi pengembangan IGD menjadi suatu unit bisnis strategis ini maka dilakukan penelitian kualitatif terhadap IGD RS. Immanuel dengan melakukan analisis SWOT serta penilaian posisi dan penetapan strategi melalui pendekatan matriks BCG. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa IGD RS. Immanuel berada pada posisi bintang, sebagai pemimpin pasar di antara IGD rumah sakit swasta lainnya di Bandung. Posisi ini menunjukkan bahwa IGD RS. Immanuel dalam pertumbuhannya mempunyai peluang yang sangat besar dan juga mempunyai kekuatan yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan kelemahannya. Untuk itu sasarannya adalah meningkatkan hasil usaha dengan memperluas cakupan pelayanan dan melakukan efisiensi. Strategi pokok pengembangan IGD adalah strategi stabilisasi dan strategi ekspansi. Strategi stabilisasi bertujuan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada di IGD, yaitu otonomi dalam bidang keuangan, logistik dan personalia, menyesuaikan struktur organisasi, meningkatkan manajemen keuangan, melaksanakan manajemen SDM, manajemen mutu dan manajemen pemasaran. Strategi ekspansi bertujuan merebut peluang pasar yang ada untuk meningkatkan pendapatan, memperluas cakupan pelayanan melalui pengembangan pasar dan pengembangan jenis pelayanan gawat darurat. Strategi pemasarannya adalah strategi diferensiasi dan diversifikasi serta strategi kepemimpinan biaya (cost leadership strategy).