digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Gula pasir merupakan salah satu komoditas pertanian penting di Indonesia yang termasuk ke dalam sembilan bahan pangan pokok (sembako). Permasalahan utama yang dihadapi adalah terjadinya disparitas pasokan yang merupakan salah satu pemicu terjadinya fluktuasi harga di pasaran. Terjadinya ketidakstabilan pasokan dan harga mengakibatkan kerugian bagi seluruh pemangku kepentingan baik produsen, pemerintah dan konsumen. Beberapa penelitian untuk mengatasi terjadinya disparitas pasokan dan harga pada komoditi pangan yaitu dengan menggunakan skema persediaan pengaman (buffer stock) dan resi gudang. Model persediaan dan penyangga dengan menggabungkan skema resi gudang yang telah dikembangkan mengasumsikan bahwa produk dalam persediaan tidak mengalami kerusakan. Kondisi ideal penyimpanan gula pasir sulit dilakukan. Hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan nilai dari segi kualitas dan kuantitas gula pasir selama penyimpanan. Fokus penelitian ini adalah menentukan cadangan penyangga komoditas gula yang mempertimbangkan deteriorasi produk dengan memaksimalkan total manfaat bagi setiap pemangku kepentingan. BLUPP (badan penyangga pangan) diusulkan sebagai pihak intermediari antara produsen dan konsumen. Skema resi gudang dipergunakan sebagai sumber modal bagi BLUPP. Kriteria performansi dalam penelitian ini adalah total manfaat sistem. Model yang dihasilkan merupakan model matematis. Hasil tes model memperlihatkan bahwa model telah dapat mengatasi permasalahan disparitas pasokan dan harga serta memberikan keakuratan dalam total manfaat sistem. Terjadi perbedaan total manfaat sebesar 1,52% jika sistem tidak mempertimbangkan faktor deteriorasi produk, sehingga deteriorasi produk dalam model buffer stock dan resi gudang perlu dipertimbangkan.