digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2011 TA PP TEGUH MAULANA 1.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

Fluida pemboran memiliki peranan yang sangat penting dalam menghadapi masalah clay swelling. Swelling terjadi ketika operasi pemboran menembus formasi shale yang reaktif. Berbagai macam fluida pemboran telah diperkenalkan untuk mecegah terjadinya swelling seperti OBM (Oil Based Muds) dan SBM (Synthetic Based Muds). Lumpur jenis OBM dan SBM terkenal dapat mencegah swelling dengan baik karena bersifat inert. OBM memiliki masalah yang berkaitan dengan lingkungan, sedangkan SBM bermasalah pada biaya awal yang tinggi. Berbagai macam jenis fluida pemboran WBM (Water Based Muds) juga telah dikenal dapat mencegah swelling dengan menambahkan aditif-aditif tertentu. Lumpur jenis WBM lebih ramah lingkungan dan biaya awal yang lebih murah. Contoh aditif tersebut adalah KCl (potasium klorida), KCl-PHPA (Partially Hydrolized Poly Acrylamide), silikat, glycol, dan amine based fluid. Namun, fluida jenis ini tidak selamanya baik sehingga hidrasi clay tetap terjadi dan terdapat masalah-masalah lainnya. Telah ditemukan fluida pemboran jenis WBM yang dapat mencegah terjadinya hidrasi clay dengan baik. WBM ini memiliki karakteristik yang mirip dengan OBM. Fluida ini dikenal dengan istilah HPWBM (High Performance Water Based Muds). Makalah ini menyajikan hasil metode analitik yang telah dilakukan untuk membandingkan karakteristik fluida terhadap masalah swelling. Jenis fluida yang dibandingkan adalah OBM, WBM KCl-PHPA, dan HPWBM.