digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Operasi penyemenan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan eksploitasi minyak dan gas serta eksploitasi energi panasbumi. Operasi penyemenan terhadap suatu sumur minyak, gas bumi atau sumur panasbumi, diharapkan akan menghasilkan suatu kondisi dimana casing yang disemen terhadap lubang bor dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Proses penyemenan sendiri dapat dibagi menjadi beberapa tahap, dari proses pembuatan slurry semen, proses pemompaan,hingga proses menunggu semen mengering atau disebut juga proses waiting on cement (WOC).Salah satu parameter yang perlu diperhatikan dalam proses penyemenan adalah lamanya waktu semen masih dapat dipompakan atau thickening time, dimana thickening time ini tidak boleh melebihi lamanya proses pemompaan semen, karena jika semen mengeras sebelum waktu pempompaan selesai akan menghambat bahkan bisa menghentikan proses penyemenan, di satu sisi waktu pengeringan juga tidak boleh terlalu lama, idealnya setelah proses pemompaan semen, diharapkan semen sudah mengering sempurna, karena jika terlalu lama otomatis akan menambah biaya operasional. Namun kenyataanya di lapangan sangat susah untuk mencapai kondisi ideal ini. Untuk mengatasi masalah diatas dapat kita tambahkan additive ke dalam semen, baik berupa accelerator untuk mempercepat proses pengeringan maupun retarder untuk memperlambat proses pengeringan.Dalam tulisan ini dilakukan suatu studi laboratorium untuk mengetahui kinerja atau hasil dari additive yang digunakan pada variasi temperature dan juga konsentrasi tertentu. Hal ini untuk mengetahui kinerja yang sebenarnya dari additive yang ditambahkan, dan juga dapat digunakan untuk membandingkan kinerja additive yang satu dengan yang lain. Sehingga diharapkan kita bisa mengetahui additive mana yang paling efektif dan juga yang paling efisien untuk digunakan.