digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1997_TS_PP_QAMAR_1.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

Potensi Asbuton, aspal alam yang terdapat di Pulau Buton Propinsi Sulawesi Tenggara belum dapat maksimal dimanfaatkan dalam pembangunan. Dilain pihak kebutuhan aspal nasional cukup besar sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut Indonesia perlu mengimpor aspal. Pengembangan asbuton halus adalah upaya untuk meningkatkan pemanfaatan asbuton, sebab Asbuton halus telah dapat meningkatkan kualitas asbuton dan dapat memenuhi syarat sebagai bahan jalan, terutama untuk jalan Kabupaten. Untuk memproduksi asbuton halus dalam skala besar dengan memodifikasi alat yang ada, diperlukan tambahan alat pengering (drier), , penghalus (pulverizer), mesin pengantong dll. Untuk itu diperlukan kajian aspek ekonomi dari pengernbangan produk tersebut Masalah yang dihadapi terutama bahwa asbuton halus harus dapat bersaing dengan aspal minyak, sementara itu makin jauh dari pulau Buton asbuton halus makin mahal karena biaya angkutnya tinggi. Sehingga daya saing asbuton halus mempunyai wilayah yang terbatas. Kajian yang dilakukan meliputi kajian kapasitas produksi yang dapat dicapai, investasi yang diperlukan, harga jual asbuton halus, potensi pasar dari asbuton halus dan kelayakan dari investasi yang ditanamkan. Metode-metode yang digunakan adalah metode analisis finansial untuk menganalisis kelayakan investasi dan metode optimasi dari Lagrange untuk menganalisis pemasarannya. Dari analisis-analisis yang dilaksanakan antara lain diperoleh kapasitas produksi yang dapat dicapai adalah 270.000 ton pertahun dengan tambahan investasi senilai Rp. 4.300.000.000,- dan potensi pasar yang dapat dicapai asbuton halus ± 800.000 ton pertahun pads wialyah dengan radius ± 750 Mil dari P. Buton. Asbuton halus dapat dijual dengan hargaRp. 66.000,-/Ton FOB. Secara umum dapat disimpulkan bahwa bahwa pengembangan asbuton halus pada produksi aspal buton sangat ekonomis untuk di laksanakan.