digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2010 TA PP SAFINA AZIZAH.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

Evolusi teknologi yang begitu cepat mendorong konsumen untuk terus membeli komputer yang lebih canggih, yang berakibat pada percepatan arus pembuangan e-waste berupa komputer. Padahal, sampai saat ini penanganan e-waste masih terus mengalami kendala. Kandungan zat dalam limbah komputer sangat heterogen, di mana sebagian besar zat tersebut mengandung unsur B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Penelitian ini mengetengahkan hasil kajian terhadap kandungan B3 dari 4 buah sampel limbah komputer. Sampel terpilih berupa 2 buah desktop (produksi tahun 1996 dan 2006) serta 2 buah laptop (produksi tahun 1994 dan 2006). Sampel terpilih kemudian akan dibongkar 2 kali, pembongkaran pertama komputer dibagi menjadi motherboard, processor, RAM, hard disk drive, floppy disk drive (jika ada), CD/DVD drive, power supply. Selanjutnya, dilakukan pembongkaran kedua di mana sampel akan dibongkar menjadi komponen yang lebih kecil kemudian dipisahkan antara komponen yang dapat dengan yang tidak dapat dihancurkan. Proses selanjutnya difokuskan pada komponen yang dapat dihancurkan, di mana komponen tersebut akan dianalisis menggunakan uji total logam dan dideteksi dengan instrumen AAS. Pengujian dilakukan terhadap 15 parameter logam berat yaitu: Ag, As, Ba, Cd, Cu, Co, Cr, Pb, Hg, Mo, Ni, Sn, Se, Zn, dan Au. Hasil pengujian menunjukkan semua parameter positif terdapat dalam keempat sampel, dan kadar timbal (Pb) dalam keempat sampel jauh melebihi 1000 ppm. Kandungan tembaga (Cu), emas (Au), dan perak (Ag) yang terdapat dalam konsentrasi cukup besar dapat dijadikan pertimbangan untuk dilakukan recovery. Namun, sampai saat ini proses daur ulang e-waste di negara maju sekalipun masih terkendala, sehingga masih diperlukan kajian mengenai proses pendaurulangan yang efektif. Jika limbah komputer ingin dibuang ke landfill, maka pembuangan tidak boleh dilakukan pada landfill domestik namun harus pada landfill limbah B3.